get app
inews
Aa Text
Read Next : Kapolres Pekalongan: FKUB Sudah Berikan Sumbangsih Kerukunan di Kota Pekalongan

Di Tengah Gempuran Teknologi Informatika, Tradisi Medhayoh Perlu Lebih Digiatkan Lagi

Senin, 09 Mei 2022 | 07:17 WIB
header img
Ilustrasi (sumber foto: okezone.com)

PEKALONGAN, iNews - Sudah menjadi tradisi yang berlangsung lama, medhayoh (bersilaturahmi dengan saling mengunjungi rumah) dianjurkan untuk terus dilestarikan. Terlebih di era teknologi informatika dan komunikasi yang serba memberi kemudahan bagi setiap orang untuk berkomunikasi. 

K.H. Risikhin, Wakil Ketua PCNU Kabupaten Pekalongan mengungkapkan, sekalipun bisa dilakukan dengan jarak jauh lewat sambungan internet, silaturahmi tak cukup hanya dengan menjalin komunikasi jarak jauh. Akan tetapi, dengan bertemu secara fisik menjadikan silaturahmi menemukan kesan yang lebih mendalam. Dengan tradisi medayoh nilai silaturahmi tak sekadar menjalin hubungan komunitase verbal, melainkan pula makin mempertebal dan menguatkan ikatan batin satu sama lain.

Untuk alasan itu, ia meminta tradisi medayoh ini terus dilestarikan. Bahkan, menjadi kebiasaan sehari-hari. 

“Momen yang pas melakukan silaturahim adalah saat Syawal. Akan tetapi, sejatinya kegiatan silaturahim tidak harus dilaksanakan saat momen Syawal saja, bisa di lain hari atau bulan-bulan yang lain,” ungkapnya.

Seperti disebutkan pengurus Masjid Jami An Nur Desa Karangjompo, Kabupaten Pekalongan ini, dewasa ini istilah medhayoh sudah mulai terdengar asing di masyarakat, khususnya di kalangan anak-anak muda. Padahal, istilah tersebut merupakan istilah khas bahasa Jawa yang dulu populer di kalangan masyarakat Pekalongan. 

Istilah medhayoh berasal dari kata dhayoh (tamu). Istilah medhayoh memiliki makna yang berbeda dengan kata bertamu dalam bahasa Indonesia. Medhayoh tak sekadar mengunjungi rumah orang yang dituju. Akan tetapi, juga meliputi prosesnya. Dimulai dari niat untuk berkunjung ke rumah yang dituju, hingga di tempat yang dituju.

Selain itu, salah satu tujuan dari medhayoh bagi masyarakat Jawa lebih diutamakan pada tujuan-tujuan yang baik. Misal, berbagai kabar yang baik atau berbagai kebahagiaan. Dengan demikian, di dalam tradisi tersebut tersirat makna sedekah.

Begitu pula yang dianjurkan K.H. Rosikhin, tidak hanya silaturahmi yang perlu dilakukan, melainkan pula sedekah. Selain sebagai sarana untuk bisa saling membantu, sedekah dapat pula memperpanjang usia.

“Seperti yang dijelaskan hadis Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam Abu ya’la dalam kitab Irsyadul Ibad yang artinya ‘sesungguhnya sedekah dan silaturahim, Allah bisa menambahkan usia, dapat mencegah kematian yang su’ul khotimah, Allah akan menghilangkan sifat sombong, kefakiran, dan sifat berbangga diri darinya’,” tukas K.H. Rosikhin.

Editor : Ribut Achwandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut