Konon, nama Citambur dihubungkan dengan legenda setempat, yakni Prabu Tanjung Sanghyang Anginan yang kerap mengunjungi tempat tersebut untuk bersuci dan bersemedi. Kedatangan sang prabu dIikuti oleh pengikutnya yang menabuh alat musik tambur atau dogdog yang bunyinya terdengar hingga ke pelosok desa.
Cerita lainnya, nama Citambur berasal dari suara deburan air dari atas tebing yang menghujam bebatuan di bawahnya, sehingga menimbulkan bunyi seperti suara tambur. Entah mana yang benar, yang jelas Pasir Angin menjadi nama sebuah desa yang berdampingan dengan Desa Karangjaya.
Destinasi wisata ini terletak di Cianjur Selatan, tepatnya di Desa Karangjaya, Kecamatan Pasirkuda. Air terjun ini memiliki tinggi 100 meter yang membuatnya menjadi curug tertinggi di Jabar dan ketujuh tertinggi di Indonesia.
Kontur air terjun yang bertingkat-tingkat berbaur serasi dengan rindangnya pepohonan. Air yang turun dari mata air wilayah Resort Pemangkuan Hanyawar Timur 2 itu sangat jernih. Namun, pengunjung tak disarankan berenang di sana mengingat derasnya air dan curamnya bebatuan.
Kearifan flora dan fauna di wana wisata alam ini masih terjaga. Pohon Rasamala yang merupakan salah satu pohon eksotis dari Tanah Pasundan, tumbuh subur di sini. Begitu pun dengan berbagai jenis hewan seperti kera, luwak, hingga kijang pun masih dapat ditemui di wilayah lahan yang dikelola Perhutani ini.
Untuk sampai di Curug Citambur, disarankan menggunakan kendaraan pribadi dengan kondisi prima, sebab akses jalanan di sana sempit dan berbatu. Walau kondisi jalanan yang tidak begitu bagus, namun pemandangan Curug Citambur yang indah dapat membayar itu semua.
3. Curug Cikaso
Curug Cikaso. (Foto: celebrities.id)
Geopark Ciletuh punya curug cantik dan megah bernama Cikaso. Air jernih yang mengalir dari tiga curug yang meluncur ke kolam hijau kebiru-biruan memberikan ketenangan. Air terjun atau Curug Cikaso ini memiliki tinggi sekitar 80 meter dengan lebar sekitar 100 meter. Aliran air yang mengalir di antara celah-celah bebatuan sungai menambah pesona tempat ini.
Curug Cikaso ini memiliki tiga jalur air terjun yang masing-masing mempunyai nama, yakni Curug Asepan, Curug Meong, dan Curug Aki yang tumpah ke kolam besar yang bisa dimanfaatkan untuk bermain air di area sungai yang dangkal.
Keindahan Curug Cikaso sayang untuk dilewatkan begitu saja. Wisatawan bisa berburu foto di sini dengan pemandangan dua aliran terjun yang berdiri megah. Jangan lupa untuk membawa baju ganti, karena wisatawan pasti tergoda untuk basah-basahan di sini.
Aktivitas wisata lainnya, wisatawan bisa menyusuri Sungai Cikaso yang mengalir setelah kolam. Di sini wisatawan akan disuguhkan dengan pemandangan alam kawasan hutan tropis dengan tebing-tebing menjulang yang memanjakan mata.
Secara administrasi, Curug Cikaso ini terletak di Kampung Ciniti, Desa Cibitung, Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi. Dari pusat Kota Sukabumi, curug ini berjarak kurang lebih 70 km dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam-2 jam perjalanan.
Akses jalan menuju wilayah Cikaso cukup baik, tetapi dari jalan utama dan parkiran kendaraan, wisatawan masih perlu melakukan treking sekitar 100 meter. Harga tiket untuk masuk ke kawasan Curug Cikaso pun masih murah meriah yakni sekitar Rp5.000-Rp10.000.
Pengelola menyediakan tempat ganti baju, dan terdapat warung-warung sederhana yang dikelola warga di sini. Disarankan wisatawan untuk membawa kantong sampah sendiri karena tempat sampah masih minim.
4. Curug Malela
Curug Malela merupakan salah satu magnet wisata di Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat. Curug ini memiliki lebar 55 meter dengan tinggi 60 meter. Karena kemegahannya, tak jarang jika Curug Malela kerap disebut kembaran air terjun Niagara dari Bandung.
Geolog Titi Bachtiar menulis dalam bukunya berjudul Bandung Purba bahwa kata 'malela' merupakan ungkapan rasa kagum masyarakat Tatar Sunda untuk sesuatu yang lebih dari biasanya.
Curug ini berundak-undak yang tentunya akan memikat mata ketika debit airnya tinggi di musim hujan. Guyuran air yang jatuh seperti tirai putih yang menutupi bebatuan lempung yang usianya mencapai jutaan tahun.
Sebenarnya, Curug Malela merupakan satu dari tujuh curug yang berada di Desa Cicadas, Rongga, Bandung Barat. Di sana, ada pula Curug Katumbiri, Curug Manglid, Curug Ngebul, Curug Sumpel, Curug Palisir, dan Curug Pameungpeuk.
Perlu tekad yang bulat dan jiwa petualangan yang tinggi untuk bisa menikmati kemegahan Curug Malela. Pasalnya, destinasi wisata ini berjarak sekitar 69 kilometer dari Gedung Sate, Kota Bandung.
Selain itu, wisatawan masih harus menempuh perjalanan menuruni bukit sejauh kurang lebih 1,5 kilometer karena curug ini berada di antara lembah. Namun jangan khawatir, pemerintah daerah setengah telah membenahi infrastruktur bagi pelancong. Selain itu, ada juga deretan warung yang dikelola warga lokal yang bisa dijadikan tempat singgah untuk memulihkan stamina.
Rasa lelah pun tak akan begitu terasa saat menuruni lembah. Pasalnya, suara riam air terjun dan rindangnya pepohonan di Tanah Priangan akan menjadi teman perjalanan traveler. Di sekitar curug, terdapat spot foto selfie yang menjadi spot favorit di Curug Malela. Adapun harga tiket masuk hanya Rp10.000 untuk tiap wisatawan.
Editor : Hadi Widodo