Namun, tawaran bersejarah kedua negara untuk menjadi anggota NATO menemui jalan buntu setelah Erdogan mengambil sikap keras terhadap ekspansi Nordik.
Erdogan mengatakan pada Senin (16/5/2022) bahwa delegasi Swedia dan Finlandia “tidak perlu repot” melakukan perjalanan ke Ankara setelah Stockholm mengumumkan kedua negara akan mengirim pejabat untuk mencoba mengubah sikap Turki.
Ankara menyalahkan Swedia dan, pada tingkat lebih rendah, Finlandia karena mendukung kelompok-kelompok yang dianggap "teroris" oleh pemerintah Turki. Swedia juga telah menerapkan sanksi senjata terhadap Turki sejak Turki melakukan operasi lintas batas ke Suriah pada 2019.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, yang sedang dalam perjalanan ke Amerika Serikat, dijadwalkan membahas keanggotaan NATO di negara-negara Nordik dengan Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Rabu (18/5/2022).
Keputusan untuk mencari tempat di bawah payung NATO merupakan kemunduran bagi Moskow, dengan perang di Ukraina memicu perluasan aliansi di perbatasan Rusia yang perlu dicegah dengan senjata.
Sejauh ini, tanggapan Moskow telah dibungkam secara tak terduga, setelah sebelumnya memperingatkan langkah-langkah yang bersifat “teknis militer” dan bahwa negara tersebut dapat menggunakan senjata nuklir di eksklave Eropa Kaliningrad jika negara-negara tersebut bergabung.
Presiden Vladimir Putin mengatakan pada Senin (16/5/2022) bahwa keanggotaan NATO Swedia dan Finlandia tidak menimbulkan ancaman bagi Rusia, tetapi memperingatkan bahwa Moskow akan menanggapi jika aliansi Barat meningkatkan infrastruktur militer di anggota Nordik yang baru.
Editor : Hadi Widodo