SEMARANG, iNews.id - Turunnya angka kemiskinan di Jawa Tengah dari 3.93 juta menjadi 3,83 juta menurut Laporan BPS pada Bulan Maret 2022 dinilai tak lepas dari sosok Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang responsif, kreatif dan terbuka.
Demikian pendapat yang disampaikan Pakar Demografi Universitas Negeri Semarang (Unnes) Profesor Saratri Wilonoyudho mengomentari penurunan angka kemiskinan Jateng yang disebut BPS tertinggi nasional dari 25 propinsi yang mengalami penurunan angka kemiskinan.
Hal itu tandas dia, tidak lepas dari kerja keras Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam menentukan arah kebijakan dan program pembangunan.
Menurut Pakar Demografi Universitas Negeri Semarang (Unnes) Profesor Saratri Wilonoyudho, keberhasilan pengentasan kemiskinan, indikatornya adalah cepatnya penyesuaian ekonomi kerakyatan pasca pandemi Covid-19.
"Keberhasilan pembangunan ekonomi terutama dalam ekonomi kerakyatan, karena setelah Covid-19, usaha mikro menengah yang kena imbas Covid-19 cepat adaptif bangkit untuk kemudian menyesuaikan diri dengan perkembangan baru sehingga menghasilkan pendapatnya yang seperti dulu lagi," ujarnya, Minggu (17/7/2022).
Indikator kedua, kata dia, adalah dengan program-program pembangunan yang diinisiasi oleh Gubernur Ganjar Pranowo. Seperti bantuan Rumah Tak Layak Huni (RTLH), bantuan mikro kecil menengah, bantuan sarana prasarana yang menunjang munculnya ekonomi kreatif (desa wisata). "Sarana prasarana itu yang akhirnya mendukung kelancaran usaha ekonomi menengah," ujarnya.
Selain kebijakan dan program pembangunan, pengentasan kemiskinan di Jawa Tengah tidak lepas dari sosok Ganjar Pranowo karena responsif, kreatif dan terbuka. "Saya pikir dari Jateng sangat kreatif. Pak Ganjar sangat dinamis gitu dan respon cepat sekali. Beliau juga gencar di medsos mengikuti perkembangan, dan adaptif juga sagat terbuka menerima masukan dari pakar. sekali lagi saya sebutkan responsif, kreatif dan terbuka," katanya.
Editor : Muhammad Burhan
Artikel Terkait