MENGGELIATNYA harga komoditas CPO sejak kemarin berdampak positif pada harga saham emiten minyak sawit mentah (CPO) yang kembali menguat di awal sesi I hari ini, Selasa (19/7/2022).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.01 WIB, harga saham PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) memimpin kenaikan dengan melesat 6,35% ke Rp134/saham, kendati nilai transaksi masih sebesar Rp611 juta dan volume 4,68 juta saham.
Saham PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) berada di posisi kedua dengan naik 4,2% dengan nilai transaksi Rp25,71 miliar. Kemarin, saham GZCO ditutup melejit 8,33%.
Selanjutnya, saham PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) dan PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) masing-masing naik 3,88% dan 2,52%. Kemarin saham CSRA menguat 4,03%, sedangkan UNSP turun 2,46%.
Setali tiga uang, saham PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DNSG) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) secara berturut-turut naik 2,23% dan 2,11%. Saham DSNG ditutup melesat 5,56% dan LSIP terkerek 4,87% pada perdagangan kemarin.
Selain, nama-nama-nama di atas, setidaknya masih ada 9 saham emiten sawit lainnya yang menghijau pagi ini.
Untuk menyebut beberapa, saham PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), secara berurutan naik 0,82%, 1,30%, dan 1,06%.
Kemarin siang, mengacu pada data Bursa Malaysia Derivatives Berhad (BMD), harga CPO kontrak teraktif Oktober 2022 tumbuh lebih dari 5 persen.
Pasar CPO tampak sumringah kemarin setelah harganya sempat dihajar koreksi dalam beberapa waktu terakhir. Produsen terbesar sawit, Indonesia, baru saja mengumumkan penghapusan pungutan ekspor produk minyak sawit yang berlaku hingga 31 Agustus 2022.
Pemerintah Indonesia mengharapkan langkah ini dapat memacu pengiriman ekspor sekaligus mengurangi stok yang menumpuk di tingkat produsen.
Kendati keran ekspor terbuka lebar, aturan setoran untuk pasar domestik/DMO tetap diwajibkan. Hal ini menjadi perhatian bagi para pengusaha, seperti Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) yang menyarankan agar aturan DMO dicabut.
"Untuk saat ini hapus DMO sampai stok turun menjadi 3 juta hingga 4 juta ton. Masalah kami sekarang adalah persediaan terlalu tinggi,">
Pembebasan pungutan ekspor ini tidak berlaku permanen. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan pungutan ekspor minyak sawit progresif akan diterapkan mulai 1 September, dengan tarif yang ditetapkan antara USD55 dan USD240 per ton untuk minyak sawit mentah.
Dari dataran negeri Jiran Malaysia, data surveyor kargo menunjukkan ada penurunan ekspor antara 2,7 persen dan 21 persen dalam 10 hari pertama pada bulan Juli 2022, dibandingkan dengan ekspor dari bulan Juni.
Analisa CGS-CIMB memperkirakan stok minyak sawit Malaysia akan naik 21,4 persen setiap bulan menjadi 2 juta ton pada Juli, didukung oleh meningkatnya produksi dan ekspor yang lebih rendah.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait