Kementerian pertahanan Rusia mengatakan serangan itu dilakukan dengan artileri Himars buatan AS dan menuduh Ukraina melakukan provokasi yang "sengaja dilakukan". Kementerian menghasilkan fragmen dari apa yang dikatakan sebagai roket yang ditembakkan oleh sistem Himars.
Namun Ukraina membantah bahwa serangan roket atau artileri telah dilakukan.
Seorang penasihat Presiden Zelensky mengatakan adegan itu tampak seperti pembakaran, dan bahwa serangan rudal akan menyebarkan mayat-mayat itu.
Staf umum angkatan bersenjata Ukraina meminta PBB dan Palang Merah untuk menyelidiki kematian tersebut, mengklaim bahwa Rusia telah menargetkan kamp tersebut untuk menutupi perlakuannya terhadap tawanan perang.
Mereka menulis di media sosial meminta PBB dan Palang Merah segera merespons karena kedua organisasi telah memberikan jaminan bahwa para tawanan perang akan tetap aman di sana.
Palang Merah mengatakan sedang mencari akses ke lokasi dan telah menawarkan untuk membantu mengevakuasi yang terluka.
"Prioritas kami saat ini adalah memastikan bahwa yang terluka menerima perawatan yang menyelamatkan jiwa dan bahwa jenazah mereka yang kehilangan nyawa ditangani dengan cara yang bermartabat," katanya dalam sebuah pernyataan.
Jaksa Agung baru Ukraina Andriy Kostin sebelumnya mengatakan dia telah membuka penyelidikan kejahatan perang atas ledakan itu.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait