AMBILLAH kata-kata dari mulut siapa saja, selagi itu mengandung hikmah yang penuh manfaat. Imam Al-Ghozali saja pernah mendapat Kata-kata hikmah dari seorang perompak.
Seluruh usia muda Imam Ghozali dihabiskan dengan menuntut ilmu dari beberapa orang tokoh ulama yang terkenal pada zamannya. Segala buku dan ilmu catatan yang dipelajarinya selama ini disimpan dengan baik-baik dalam satu tas.
Saatnya untuk pulang ke kampung halaman sudah tiba dengan membawa sekalian tas yang berisi catatan-catatannya. Dalam perjalanan pulang, kafilahnya telah diserang oleh perompak. Setiap bungkusan, karung dan juga tas pun diperiksa.
Tiba giliran Imam Ghozali, lalu beliau berkata, "Kamu boleh ambil apa saja yang kamu mau, tetapi jangan ambil tas ini."
Para perompak menyangka ada sesuatu yang berharga di dalamnya lalu merampas tas tersebut dan membongkarnya. Apa yang mereka dapati hanyalah helaian kertas yang tidak berharga dan merasa diri mereka telah ditipu.
"Apakah ini dikatakan barang berharga bagimu, apa yang akan kamu lakukan dengan kertas buruk ini..?" tanya ketua perompak.
"Ini adalah hasil aku belajar bertahun-tahun selama ini, semua catatan ini aku ambil dari guruku. Jika kamu rampas Buku-buku itu, maka hilanglah ilmu yang aku pelajari selama ini." Jawab Imam Ghozali.
"Jika begitu kamu adalah orang yang paling bodoh, catatan yang kamu tulis itu bukanlah ilmu jika kamu tidak memahami, mengingati serta menghafalnya". Kata ketua perompak.
"Bayangkan sekiranya aku merampas buku-buku ini, bagaimana keadaanmu..? Ini berarti ilmumu dapat dicuri." Balas ketua perompak.
Imam Ghozali tertegun mendengarkan hujah yang bijaksana dari seorang ketua perompak. Mulai dari saat itulah Imam Ghozali menghafal kembali segala Ilmu-ilmunya dan dimasukkan ke dalam ingatannya. Selepas ini tiada siapa lagi yang bisa mencuri ilmunya.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait