COVID-19 subvarian BA.2.75 pertama kali ditemukan di India. Studi mengungkapkan bahwa subvarian atau yang bisa disebut Centaurus ini memiliki resiko melawan antibodi lebih tinggi.
Melansir dari Times of India, penelitian berjudul "Karakteristik Virologis dari SARS-CoV-2 Omicron BA.2.75" yang diterbitkan di server pracetak bioRxiv. Menerangkan BA.2.75 memiliki tingkat pertumbuhan yang menguntungkan, di antara populasi manusia daripada sub varian Omicron lainnya.
Di mana fakta bahwa virus dapat tumbuh di antara manusia, dalam kondisi dapat menimbulkan risiko kesehatan yang lebih besar. Hal ini juga dikatakan Dr Suresh Kumar, Direktur Medis Rumah Sakit LNJP bahwa BA.2.75 memiliki tingkat penularan lebih tinggi.
"Subvarian Omicron BA-2,75 telah ditemukan dalam laporan. Ini memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi. Ini telah muncul dalam laporan studi dari 90 sampel yang dikirim. untuk pengurutan genom.
"Sub-varian baru ini juga menyerang orang memiliki antibodi dan juga mereka yang sudah divaksin Covid di dalam tubuhnya," ujar Dr Suresh.
Lebih lanjut, dijelaskan studi ini juga menemukan bahwa BA 2.75 memiliki resistensi lebih tinggi terhadap kekebalan, yang disebabkan oleh infeksi subvarian BA.5.
BA.5 merupakan strain Covid-19 dominan di banyak negara, dan menyoroti fakta bahwa BA 2.75 dapat segera mengambil alih strain yang lazim.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait