JAKARTA, iNews.id - Kisah Agus Salim dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia akan dibahas dalam artikel ini.
Putra asli Sumatera Barat kelahiran 1884 itu pernah menjadi anggota Dewan Rakyat atau Volksraad bentukan Belanda sejak 1921 sampai 1924 serta menteri luar negeri (menlu) di pemerintahan Presiden Soekarno.
Dalam buku berjudul 'Haji Agus Salim: Karya dan Pengabdiannya' terbitan 1985, terungkap dia percaya bahwa Volksraad bisa digunakan sebagai panggung yang sah dalam menyampaikan segala keresahan dan tuntutan RI kepada Pemerintah Belanda. Namun dia memilih mundur setelah 3 tahun berjuang di lembaga tersebut.
Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan atau pada Maret 1946, Agus Salim ditunjuk sebagai wakil menlu mendampingi Menlu Sutan Syahrir. Kemudian Agus Salim didapuk menjadi menlu terhitung mulai Juli 1947 hingga Desember 1949. Semasa hidupnya, Agus Salim dikenal sebagai diplomat andal. Dia melakukan perjalanan ke negara-negara di Timur Tengah untuk menjalin kerja sama demi mendapatkan pengakuan kemerdekaan.
Perjuangan Indonesia untuk meraih dukungan dari negara lain sedikit demi sedikit membuahkan hasil. Pada Maret 1947, Indonesia memperoleh dukungan dari Mesir sekaligus menjadi negara Arab pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Sebelum pengakuan itu diberikan, Muhammad Abdul Mun’im, Konsul Jenderal Mesir di India mengadakan pertemuan dengan Soekarno di Yogyakarta. Pada kesempatan itu, Mun’im mengutarakan bahwa Mesir sudah menyatakan dukungan kepada Indonesia, terutama atas kemerdekaan yang dicapai Indonesia.
Namun, harus ada perwakilan RI yang datang ke Mesir untuk menghadap pemerintah. Mendengar hal itu, Soekarno langsung mengutus Agus Salim yang berangkat pada April 1947.
Aktivitas diplomasi Agus Salim terus berlanjut meski dirinya tak menjabat sebagai menlu. Ada kisah menarik saat Agus Salim bertemu suami Ratu Elizabeth II, mendiang Pangeran Philip, di Inggris.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait