Setelah pemberontakan yang gagal itu, sisa prajurit batalyon PETA Blitar yang menyerah dialihkan ke Brebeg. Mereka ditempatkan di sebuah desa sepi yang masih rimbun hutan cemara dengan banyak berkeliaran laba-laba hitam beracun.
Sebagai hukuman, semua senjata mereka dilucuti dan diganti senjata kayu.
“Soeharto dikirim ke Brebeg, melatih anggota PETA yunior untuk menjadi bundancho, sehingga dapat menggantikan senior mereka yang ditahan Jepang,” tulis David Jenkins.
Pada 18 Agustus 1945, sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan, Soeharto masih belum tahu Indonesia telah merdeka. Dia semakin tidak mengerti ketika usai melatih prajurit PETA, tiba-tiba tentara Jepang memerintahkan untuk bubar.
“Begitu saya selesai melatih prajurit-prajurit Peta tersebut, kami diperintahkan bubar,” kata Soeharto dalam memoarnya seperti dikutip dari buku Soeharto Di Bawah Militerisme Jepang.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait