JAKARTA - Rencana pemerintah yang akan menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi menjadi perbincangan hangat publik. Harga BBM yang mahal bisa menekan daya beli masyarakat. Pemerintah menyiapkan bantalan sosial Rp24,17 triliun atas pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Pemerintah berdalih Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk menyelamatkan APBN karena beban subsidi energi yang terlalu besar.
Di tengah rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), ternyata Indonesia mempunyai juragan minyak terkaya berharta fantastis.
Dia adalah Soegiarto Adikoesoemo. Soegiarto Adikoesoemo merupakan pemilik PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yang mempunyai harta USD1,2 miliar atau setara Rp17,7 triliun (kurs Rp14.800 per USD). Demikian seperti dilansir Forbes real time billionaires, Jakarta, Senin (30/8/2022).
Harta kekayaan Soegiarto Adikoesoemo meningkat jika dibandingkan pada 2021 yang mencapai USD860 miliar dan menduduki peringkat 48 dalam daftar 50 orang terkaya RI.
Soegiarto Adikoesoemo mendirikan AKR Corporindo. Awalnya AKR bergerak di perdagangan bahan kimia pada 1960 namun kini bergerak di bidang perdagangan dan distribusi minyak bumi, jasa logistik dan manufaktur bahan kimia.
AKR Corporindo melantai di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994.
Jaringan SPBU AKR diketahui tersebar di berbagai daerah pelosok Indonesia. SPBU milik AKR berbagi tugas dengan SPBU Pertamina
Sementara itu, AKR Corporindo dan perusahaan patungan BP, perusahaan minyak dan gas Inggris mendirikan beberapa SPBU.
BP-AKR telah menargetkan sejumlah 350 SPBU di Indonesia.
Adapun sejak melakukan joint venture dengan BP pada 2018 jumlah SPBU dalam AKR Grup telah mencapai sekitar 150 outlet. Sebanyak 25 pompa bensin merupakan brand BP dan 125 pompa bensin dengan brand AKR.
Diketahui, AKR Corporindo meraup laba bersih sebesar Rp427,97 miliar pada kuartal pertama tahun 2022. Capaian tersebut naik 40,27% dibandingkan periode sama tahun 2021.
Emiten distributor produk minyak bumi ini mengantongi pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp10,07 triliun, tumbuh 99,23% dari pendapatan triwulan tahun lalu. Adapun pendapatan sewa perseroan mencapai Rp62,72 miliar, naik dari Rp56,16 miliar.
Lebih detil, perdagangan dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) kepada pihak ketiga mencapai Rp7,52 triliun, naik dari kuartal pertama tahun lalu senilai Rp3,42 triliun.
Beban pokok penjualan dan pendapatan membengkak menjadi Rp9,39 triliun dari Rp4,47 triliun. Demikian pengumuman perseroan di Keterbukaan Informasi, Bursa Efek Indonesia, Selasa (26/4/2022).
Kinerja tersebut membuat laba per saham dasar perseroan tumbuh menjadi Rp21,68, dari Rp15,47.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait