Kisah Pendosa yang Tenggelam dalam Kemaksiatan

Hadi Widodo
Ilustrasi (Foto: Okezone)

“Wahai Tuhanku. Engkau telah menyuruhku menshalati dan mengebumikan mayat lelaki ini. Namun masyarakat sekitar jelas² menyaksikan bahwa mayat ini adalah orang buruk. Engkaulah yang paling tahu apakah janazah ini patut dipuji atau dicela.”
Mendapat aduan demikian, Allah menjawab, “Ya Musa, memang benar apa yg diceritakan masyarakat sekitar tentang perilaku buruk mayat tersebut semasa hidupnya. Namun, saat akan wafat, dia telah meminta pertolongan kepadaku dengan tiga hal. "Andai saja tiga hal ini semua orang yg berlumur dosa memintanya kepadaku, pasti aku akan mengabulkannya". Bagaimana mungkin aku tidak mengasihi dia, sedang ia sudah meminta belas kasihan kepadaku, padahal Aku adalah Dzat yg Mahakasih dari semua yg bisa berbelas kasih.”

Nabi Musa kembali bertanya kepada Allah. “Apa tiga hal tersebut, ya Allah?.”

Allah menjawab : Saat mendekati waktu wafatnya, lelaki ini berdoa

Nabi Musa bertanya, “Wahai Allah, apa saja ketiga doa itu?” Allah menjawab dengan wahyu-Nya, ketika ajal lelaki itu sudah dekat ia berdoa :

Doa Pertama : “Ya Allah! Sesungguhnya aku telah berbuat maksiat, namun hatiku amat membenci perbuatan maksiat itu. Akan tetapi, ada tiga perkara yg selalu bersama-samaku hingga aku melakukan perbuatan maksiat itu di dalam hati. Pertama, adalah hawa nafsu, kedua adalah teman yang jelek dan ketiga adalah Iblis. Ketiga perkara inilah yg menjatuhkanku ke dalam lembah kemaksiatan. Sesungguhnya Engkau Maha Tahu terhadap sesuatu yg aku ucapkan, maka ampunilah aku.”

“Doa kedua; “Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku mengerjakan maksiat, adapun tempatku adalah bersama orang-orang fasiq, akan tetapi aku lebih suka berkawan dengan orang zuhud (meningalkan gemerlapnya duniawi). hidup bersama mereka adalah lebih aku senangi daripada bersama-sama orang fasiq.”

“Doa ketiga: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui aku lebih mencintai orang² baik daripada orang² fasiq sehingga apabila ada dua orang menghadapku yakni orang baik dan fasik, maka pastilah aku mendahulukan kepentingan orang yg shalih daripada yg fasik.”

Dalam riwayat lain, lelaki itu juga berkata kepada Allah, “Ya Allah, jika Engkau mengampuni semua dosa-dosaku, para kekasih dan nabi-Mu pasti akan bangga. Mereka akan bergembira. Setan yg menjadi musuhku dan musuh-Mu pasti akan bersedih hati. Jika Engkau menyiksaku sebab aneka macam dosa yg aku perbuat, setan dan teman²nya akan bergembira ria. Sedangkan para nabi dan wali-wali-Mu akan menjadi sedih. Padahal aku yakin, kebahagiaan kekasih-Mu lebih Engkau sukai daripada kebahagiaan setan-setan. Ampunilah dosaku, Tuhan. Engkau sangat tahu atas apa yg aku sampaikan. Berikan aku belaskasihan-Mu.”

“Dengan demikian,” kata Allah, “Aku belas-kasihani dia. Aku ampuni dosa-dosanya, karena Aku Maha-Pengasih & Penyayang terlebih kepada orang yg mengakui atas dosanya di hadapan-Ku. Nah, orang ini telah mengakui dosanya, aku ampuni dia. Hai Musa, lakukan apa yg aku perintahkan. Atas kehormatannya, Aku ampuni siapa pun yg menyalati janazahnya dan hadir pada pemakamannya.”

Editor : Hadi Widodo

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network