JAKARTA, iNewsPantura.id - Hari ini Rabu, Tanggal 5 Oktober diperingati sebagai hari bersejarah lahirnya Tentara Negara Indonesia (TNI). TNI telah berjaya selama 77 tahun pada tahun 2022 ini. Kiprah TNI jelas memiliki peranan penting dalam menjaga dan mengamankan kedaulatan bangsa.
Tanggal 5 Oktober diperingati sebagai HUT TNI, lantaran pada tanggal itu terbentuk TKR (Tentara Keamanan Rakyat), cikal bakal TNI. Eksistensi TNI yang masih kokoh berdiri hingga detik ini tak lepas dari peran tokoh penting yang berkontribusi maksimal. Berikut daftarnya:
1. Jenderal Soedirman
Jenderal Besar TNI (Anumerta) Soedirman merupakan salah satu tokoh besar tanah air. Dilansir dari situs resmi Pusat Sejarah TNI, Soedirman dianugerahi Pangkat Kehormatan Jenderal Besar TNI pada 30 September 1997. Disebutkan, penganugerahan Pangkat Jenderal Berbintang Lima ini adalah sebuah peristiwa yang sangat istimewa. Karena, hanya diberikan kepada prajurit yang sangat berjasa kepada bangsa dan negara.
Soedirman dilantik menjadi Panglima Besar TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dengan pangkat Jenderal oleh presiden Soekarno pada 18 Desember 1945. TKR sendiri kemudian berganti nama menjadi TRI (Tentara Republik Indonesia) pada 24 Januari 1946.
Berbicara tentang Soedirman, maka masyarakat akan diingatkan tentang kisah gerilyanya selama 7 bulan demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Saat itu, ia tengah berada dalam kondisi sakit hingga harus ditandu anak buahnya. Setelah berjibaku berbulan-bulan, perang antara TNI dan rakyat melawan tentara Belanda itu berhasil menciutkan nyali pasukan Belanda hingga mundur. Soedirman menghembuskan nafas terakhir pada 29 Januari 1950 karena kondisi kesehatannya yang sangat memburuk.
2. Laksamana RE Martadinata
Raden Eddy Martadinata atau yang lebih dikenal dengan R.E Martadinata merupakan pahlawan nasional Indonesia, yang juga berjasa dalam TNI terutama TNI AL (Angkatan Laut). Ia lahir pada Maret 1921 di Lengkong Besar, Bandung.
Mengutip informasi dalam laman Pusat Sejarah TNI, R.E Martadinata menggalang persatuan dan kekuatan demi menyongsong kemerdekaan, bersama beberapa pelaut lain seperti Suparlan, Achmad Hadi dan Untoro Kusmardjo. Hingga akhirnya, BKR atau Badan Keamanan Rakyat Laut Pusat terbentuk di Jakarta pada 10 September 1945.
Martadinata ditunjuk sebagai pimpinan laut BKR-Banten, dan bertugas membendung masuknya tentara asing ke pulau Jawa. BKR Laut resmi berubah nama menjadi TKR Laut, ketika lahirnya TKR (Tentara Keamanan Rakyat) pada 5 Oktober 1945. Sebulan kemudian, nama itu berubah lagi menjadi ALRI atau Angkatan Laut Republik Indonesia. Martadinata adalah salah satu tokoh dibalik terbentuknya ALRI. Keinginannya yang kuat untuk membangun ALRI terlihat ketika ia mengusulkan gagasan dilakukannya pendidikan profesional untuk ALRI.
Laksamana R.E Martadinata gugur pada 6 Oktober 1966, tepat sehari setelah perayaan HUT TNI. Ketika itu, helikopter yang ia kemudikan jatuh di Puncak, Jawa Barat. Dirinya diangkat sebagai pahlawan Nasional, berdasarkan surat keputusan Presiden RI no. 22 tahun 1966.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait