PEKALONGAN, iNewsPantura.id - Bacaan sholawat untuk para mancing mania akan dibahas dalam artikel ini. Sedikit bekal berupa amalan bagi para pemburu pemancing ikan agar mendapatkan keberuntungan. Jangan sampai mancing jauh-jauh, ternyata hasilnya tidak sesuai harapan. Laksana seorang pemuda ngelancong jauh ke rumah wanita idekannya, sudah bebawaan ternyata si wanita itu sudah dilamar orang. Sial Danglakan ....
Mancing selain merupakan salah satu cara mencari nafkah, mancing juga merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Bagi para pemancing atau pemburu betok dan gabus rawa, tidak ada keni’matan yang sangat berkesan melainkan saat menggentak tegeg atau joran pancing lantaran umpan telah ditenggak ikan, ngeliat kumbul (pelampung) dibawa buron, semakin besar ikannya semakin luar biasa merasakan tarikannya. Gentaaakkk ….
Keberhasilan pemancing bukan semata-mata ditentukan dari umpan yang ia gunakan. Tetapi doa juga menjadi hal yang utama agar si pemancing mendapat hoki dalam ikhtiarnya. Di antara amalan yang ditemukan dalam kitab-kitab mujarrabat berkenaan amalan mancing ikan agar mendapat hasil yang memuaskan dikutip dari Kajian Habib Muhammad bin Yahya Pekalongan adalah sebagai berikut:
Cara Pertama:
Tulis huruf س (Sin) sebanyak 60, pada tegeg, joran (gagang pancing) dengan izin Allah Taala pancingan tersebut anjiran (laris) diburu ikan.
Cara kedua:
Sebelum berangkat mancing hendaknya membaca surat al_Fatihah dan ayat al_Kursiy satu kali dan membaca Shalawat Pemburu Betok Rawa sebanyak 7 kali:
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد بهجة النفوس، وعلى آله شمس الشموس، وصحبه تاج العروس، صلاة ترزقنا بها المأكول والمشروب والملبوس، وتجلب لنا بها حيتان بتوك وغابوس، يا رزاق يا فتاح يا قدوس .
Allahumma sholli wa sallim ala sayyidi Muhammadin Bahjatin nufus, wa ala alihi syamsis syumus, wa shohbihi tajil arus. Sholatan tarzuquna bihal ma'kula wal masyruba wal malbus, wa tajlibu lana biha hitana betok wa gabus. Ya Rozzaq, Ya Fattah, Ya Quddus.
Artinya: Ya Allah, berikan shalawat dan salam kepada pemimpin kami Nabi Muhammad yang menjadi kebanggaan seluruh jiwa, juga kepada keluarga beliau yang merupakan raja matahari dan para sahabat beliau sebagai mahkota para pengantin. Sebenar-benarnya shalawat yang dengannya Kau berikan kami rizki berupa makanan, minuman dan pakaian. Kau tangkap dengannya ikan betook dan gabus untuk kami. Wahai Yang Maha member rizqi, Wahai Yang Maha membuka dan Wahai Yang Maha suci”.
Daripada baca mantra ahli uka-uka seperti;
"But ciribut, dapet satu pada berebut" atau But Cilatok burung pipit keminyakan, pengen ikan betok dapetnya biar banyakan."
Setelah sampai di arena tempat mancing baca lagi shalawat di atas sebanyak 10 kali.
Dengan izin Allah Taala, ikan-ikan yang ada di rawa khususnya rombongan ikan betok dan gabus yang nyompot di gowok, ngadem di eceng, ngumpet di kangkung ama kapu-kapu dan yang lagi nyesep (bersembunyi) di puun lingi akan datang memakan umpan hingga si pemancing kaga ngasoh-ngasoh gentak tegegnya. Saking galakinnya, jadi sekali gentak joran pancing dapet bolean.
Hukum mancing ikan dibolehkan jika memenuhi persyaratan di bawah ini:
1. Tidak ada unsur judi (taruhan).
2. Medan mancing tempat liar, bukan empang atau tambak milik orang lain. Jika seandainya milik orang lain, maka kudu dapet izin dari pemiliknya.
3. Ikan hasil tangkapan untuk dimakan, dijual atau dishodaqahkan kepada orang lain bukan untuk main-main atau menyiksa ikan.
4. Selama mancing tidak meninggalkan kewajiban shalat wajib.
5. Umpan, pancingan, ongkos perjalanan yang digunakan bukan hasil curian.
6. Si pemancing tidak dalam keadaan berihram haji atau umrah.
7. Tidak pernah pulang sampai menelantarkan keluarga kayak Bang Toyib
Firman Allah Taala:
أُحِلَّ لَكُمْ صَيْدُ الْبَحْرِ وَطَعَامُهُ مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِلسَّيَّارَةِ وَحُرِّمَ عَلَيْكُمْ صَيْدُ الْبَرِّ مَا دُمْتُمْ حُرُمًا وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِيَ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Artinya : “Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang liar buruan darat, selama kamu dalam ihram. dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.” (QS. Al Maidah : 96)
Adapun hukum mancing ikan dengan menggunakan umpan hidup (bernyawa) seperti: cilung, gaang, cacing, kecoa, udang atau umpan mati seperti: roti, atau racikan materi yang amis-amis hukumnya boleh.
Mancing ikan dengan katak atau kodok diharamkan, karena ada larangan dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
Imam Abdurrazaaq as-Shan’aniy rahimahullah meriwayatkan dalam kitabnya “Al-Mushannaf” hadits no.8392:
عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «كَانَتِ الضُّفْدَعُ تُطْفِئُ النَّارَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ، وَكَانَ الْوَزَغُ يَنْفُخُ فِيهِ، فَنُهِيَ عَنْ قَتْلِ هَذَا، وَأُمِرَ بِقَتْلِ هَذَا»
Siti Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda: “Dulunya kodok memadamkan api dari nabi Ibrahim (ketika dibakar), sedangkan cicak menghidupkannya padanya, maka dilarang membunuh ini (kodok) dan diperintahkan membunuh ini (cicak)”.
Imam Abdurrazzaaq meriwayatkan dalam al-Mushannaf hadits no: 8393:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَمِّنُوا الضُّفْدَعَ؛ فَإِنَّ صَوْتَهُ الَّذِي تَسْمَعُونَ تَسْبِيحٌ، وَتَقْدِيسٌ، وَتَكْبِيرٌ، إِنَّ الْبَهَائِمَ اسْتَأْذَنَتْ رَبَّهَا فِي أَنْ تُطْفِئَ النَّارَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ، فَأَذِنَ لِلضَّفَادِعِ فَتَرَاكَبَتْ عَلَيْهِ، فَأَبْدَلَهَا اللَّهُ بِحَرِّ النَّارِ الْمَاءَ»
Dari Anas Bin Malik radhiyallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Berilah keamanan bagi kodok (jangan dibunuh), kaena sesungguhnya suaranya yang kalian dengan adalah tasbih, takqdis, dan takbir. Sesungguhnya hewan-hewan meminta izin kepada Rabb-nya untuk memadamkan api dari nabi Ibrahim, maka diizinkanlah bagi kodok. Kemudian api menimpanya maka Allah menggantikan untuknya panas api dengan air”.
Imam Ath-Thabaraniy dalam kitab “Al-Mu’jam Ash-Shagiir” hadits no: 521, dan “Al-Mu’jam Al-Ausath” hadits no: 3716:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ عَنْ قَتْلِ الضِّفْدَعِ وَقَالَ: «نَقِيقُهَا تَسْبِيحٌ» .
Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu 'anhuma berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang membunuh kodok, dan beliau bersabda: “Bunyi kodok itu tasbih”.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait