4. Doa Minta Anak yang Diridhai
رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا (4) وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا (5) يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا (6) } . “Rabbi innii wahanal'adhmu minnii wasyta'ala ra su syaiban wa lam akum bidu'aaa'ika Rabbi syaqiyyaa. Wa innii khiftul mawaa liya min waraaa'ii wa kaanatim ra atii 'aaqiran fahab lii mil ladunka waliyyaa. Yaritsunii wa yaritsu min aali ya'quuba waj'alhu rabbi radhiyya. Artia: Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedangkan istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.” (QS Maryam: 4-6).
Di usianya yang telah tua serta istrinya yang mandul, Nabi Zakaria tetap memanjatkan doa meminta anak kepada Allah SWT. Beliau berdoa dengan suara yang lembut dan penuh pengharapan. Sebagian kalangan ulama tafsir mengatakan bahwa sesungguhnya Zakaria melirihkan suaranya dalam berdoa agar dalam permohonannya ini dia tidak dituduh sebagai orang yang lemah karena usianya telah lanjut, sebab ia meminta agar dikaruniai seorang putra. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Al-Mawardi.
5. Doa Rasulullah SAW di usia 40 tahun
Doa meminta keturunan yang sholeh dan sholehah selanjutnya merupakan doa Nabi Muhammad SAW agar diberi hati dan keturunan yang mendatangkan keberkahan hidup di dunai dan akhirat. Ibnu Masud ra, bahwa Rasulullah SAW mengajari doa tasyahhud, yaitu: "اللَّهُمَّ، أَلِّفْ بَيْنِ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سبُل السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجَعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعْمَتِكَ، مُثْنِينَ بِهَا قَابِلِيهَا، وَأَتْمِمْهَا عَلَيْنَا" Latin: Allahumma allif baini quluubina wa ashlih dzaata bainanaa wahdinaa subulissalaami wanajjina minadh dhulumaati ilannuuri. Wajannibnaal fawaahisya maa dhoharo wamaa bathon wabaarik lanaa fii asmaa'ina wa abshoorinaa wa quluubina wa azwaajina wa dzurriyatina watub 'alinaa innaka anta tawwabur rahiim waj'alna syaakirin lini'matika mutsniina bihaa qaabiliihaa wa atmimhaa 'alainaa Artinya: "Selamatkanlah kami dari kegelapan menuju kepada cahaya, dan jauhkanlah kami dari perbuatan-perbuatan fahisyah, baik yang terang-terangan maupun yang tersembunyi. Dan berkahilah bagi kami pendengaran kami, penglihatan kami hati kami, istri-istri kami dan keturunan kami. Dan terimalah tobat kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. Dan jadikanlah kami sebagai orang-orang yang mensyukuri nikmat-Mu, selalu memuji dan menerima nikmat itu, dan sempurnakanlah bagi kami nikmat itu".
Editor : Muhammad Burhan
Artikel Terkait