Sejarah Batik Rifaiyah: Jadi Media Penyebaran Agama Islam

Augasta Eka Rasa Putra
Para pembatik yang tengah membatik batik Rifaiyah, Barang, Jawa Tengah. Foto:iNewsPantura.id/ Augasta Eka Rasa Putra

BATANG, iNewsPantura.id - Batik Indonesia diakui dunia didasarkan pada keputusan komite 24 negara, menjadi bagian dari 76 seni dan tradisi dari 27 negara yang resmi diakui oleh UNESCO. Motif batik Di Indonesia sendiri sangat beragam bahkan hampir semua daerah mempunyai ciri khas motif tersindiri. Salah satu yang paling dicari adalah Batik Rifaiyah, Dinamakan Batik Rifaiyah karena para pembatik merupakan santri dari Syekh Ahmad Rifai yang merupakan ulama dan pahlawan nasional Indonesia yang berasal dari Jawa Tengah .

Kepala Desa Kalipucang Wetan mengatakan, Pada zaman dahulu Proses pembuatan batik ini sebagai media untuk syiar agama Islam. Ada ritual yang biasa dilakukan sebelum membatik, yakni dengan salat Duha terlebih dahulu dan saat membatik sambil melantunkan syair kidung berbahasa jawa berisi ajaran-ajaran Islam.

Cirikhas lain dari Batik Rifaiyah yakni larangan penggambaran motif hewan secara utuh ataupun hal yang bernyawa.Jadi contoh ketika menggambar burung antara kepala, badan, sayap atau lainnya dipisah dan bahkan hanya diambil salah satu bagiannya saja. Alasannya, mereka meyakini menggambar makhluk hidup itu berdosa,” ungkapnya. 

Miftakhutin salah satu pembatik menuturkan Batik Rifaiyah mempunyai beberapa motif yakni Lancur, Gemblong Sak Iris, Kotak Kitir, Ila Ili, , Nyak Pratin, Gendakan, Liris dan juga motif yang legend pelo ati dan materos. Mbak utin sapaan Miftakhutin menambakan adapun proses pembuatan batik rifaiyah membutuhkan waktu sekitar satu bulan bahkan bisa sampai empat atau enam bulan untuk sehelai kain tergantung kerumitan motifnya. Tak heran jika Kain Batik Rifaiyah ini bisa dibandrol dari harga Rp 800.000 - Rp 3.500.000, untuk yang halus bisa sampai Rp 7.000.000. 

Oleh karena itulah Batik Rifaiyah banyak diminati baik dari Indonesia sendiri , Singapura, Malaysia, India, Korea, Jepang, Yunani, Amerika dan Swedia. Kepala Desa menambahkan pada tahun 2017 Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (saat ini melebur jadi satu dengan kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ) memberikan stimulus kepada para pembatik dengan memberikan bantuan Revitalisasi galeri dan prasarananya.

 

 

Editor : Muhammad Burhan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network