Kepala Badan Kesbangpol Batang, DR Agung Wisnu Barata saat memberikan materi sosialisasi cegah tangkal faham radikalisme.
BATANG, iNewsPantura - Kesbangpol Kabupaten Batang menggelar sosialisasi pencegahan, tangkal paham radikal di Gedung Pramuka Batang.
Kegiatan tersebut menyasar kepada anggota Srikandi Pemuda Pancasila (PP) dan Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiswa Pancasila (Sapma PP) Kabupaten Batang, karena mereka masuk dalam kalangan milineal.
Kepala Badan Kesbangpol Batang Agung Wisnu Barata mengatakan, sosialisasi radikalisme untuk memberikan pencerahan agar dapat mencegah paham radikal dan terorisme berkembang di Kabupaten Batang.
"Dalam hal ini kami mengundang kalangan milenial yakni Srikandi PP dan Sapma PP Batang menjadi sasaran utama sosialisasi, karena mereka memiliki jiwa yang dinamis dan mampu mencerna segala informasi dengan benar,” kata Agung.
Apalagi, menurut Agung, mereka mempunyai ideologi Pancasila, organisasi pastinya akan lebih mengerti bila diberikan pemahaman tentang radikalisme.
Ia juga mengatakan, bahwa paham radikalisme ini berpaham anti-Pancasila jadi ingin merubah susunan isi Pancasila saat ini, sehingga mereka melakukan segala cara salah satunya memberontak dengan agama.
"Tentu saja jika dibiarkan akan mengganggu kestabilan keamanan daerah, apalagi sasarannya ideologi. Kalangan milenial yang berpikiran maju ini, jangan sampai memiliki konsep pemahaman yang salah, pasti akan jadi masalah, maka tindakan kami hari ini merupakan langkah antisipatif,” tegasnya.
Ia mengatakan berbahayanya radikalisme di Indonesia karena mereka akan menarik pondasi negara yakni Pancasila.
Kalau sudah tidak ada pondasi dasar negara kita, Indonesia akan hilang.
"Maka, kami menggencarkan sosialisasi radikalisme supaya menghilangkan intoleransi dan menumbuhkan saling toleransi,"ujar Doktor Ahli Hukum Universitas Islam Sultan Agung Semarang ini.
Ciri orang yang memiliki intoleransi, tutur Agung, meliputi merasa benar sendiri dan tidak siap berbeda sendiri. Jika itu sudah ada nanti baru menuju ke radikalisme yang berubahnya dengan cepat.
"Akar dari Radikalisme disebabkan oleh faktor kemiskinan atau ekonomi yang kurang mampu dan kadang-kadang salah tafsir ajaran agama,” ujar dia.
Agung Wisnu Barata menambahkan sosialisasi radikalisme akan terus dilakukan kepada generasi muda atau kalangan milineal yang saat ini masih rentan kemasukan paham radikalisme. *
Editor : Trias Purwadi
Artikel Terkait