BATANG, iNewsPantura.id - Polda Jawa Tengah menggelar sosialisasi perlindungan anak dari pelecehan seksual, di Ponpes Darul Ulum Desa Tragung, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Selain pelecehan seksual, kerja sama dengan pihak terkait kali ini juga mengangkat tema cegah tangkal paham radikalisme dan intoleransi di lingkungan pondok pesantren. Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Bakesbangpol Dr Agung Wisnu Barata, S.Sos.,M.M, Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kab. Batang, dr Utariyah Budiastuti. Ikut menyampaikan gagasannya, yaitu Pengasuh Ponpes Darul Ulum, K.H Zaenul Iroqi, dan LSM Pelangi Nusa/KPAI Batang, Anung Sujatmiko.
Kegiatan yang digelar Jumat (2/5) tersebut mendapat apresiasi dari Pengasuh Ponpes Darul Ulum, KH Zaenul Irooqi, mengingat akhir - akhir ini di wilayah Kabupaten Batang semakin kerap terjadi kasus pelecehan seksual. Bahkan sering terjadi di lembaga pendidikan, termasuk di pondok pesantren.
"Kami benar-benar tidak habis pikir, mengapa pondok pesantren justru menjadi sarang bermaksiat. Padahal kita tahu persis, bahwa kedudukan ponpes yaitu sebagai benteng terakhirnya pendidikan. Mari kita berfikir ulang, jika ponpes saja sering untuk bermaksiat, lalu bagaimana dengan lembaga pendidikan yang lain? Apakah ini tanda-tanda kiamat ? Kita tidak tahu,"ungkap K H Zaenul Iroq.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Batang itu juga menandaskan, bahwa orangtua memondokkan anak, salah satu tujuannya yaitu agar anak tersebut kelak menjadi orang soleh atau solehah. Orangtuanya pasti berharap, agar anaknya yg menimba ilmu di pesantren itu merasa nyaman, aman, dan selamat.
Sementara itu, Kepala Bidang DP3AP2KB Batang, dr Utariyah Budiastuti menyebut, sebagaimana tercantum dalam Undang -Undang Nomor 35 tahun 2014, bahwa yang disebut Perlindungan Anak adalah anak atau seseorang yang belum berusia 18 tahun. Termasuk dalam hal ini, adalah anak yang masih dalam kandungan.
Editor : Muhammad Burhan
Artikel Terkait