Buya Yahya : Yang sudah telanjur janjian batalin, Muda mudi dihimbau tidak ikut merakan Valentin

Nanang Sulaeman
hukum merayakan valentin (foto :istagaram)

Buya Yahya memberi nasihat para muda-mudi tidak perlu ikut merayakannya. Pasalnya, ajaran kasih sayang sesungguhnya sudah kaum Muslimin dapatkan dari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam

seperti diketahui  Hari Valentine atau disebut juga Hari St. Valentine diperingati setiap tanggal 14 Februari. Hari tersebut lekat dengan hari untuk mengungkap kasih sayang dengan ucapan atau hadiah bagi orang-orang dekat. Dikutip dari Ensiklopedia Britannica, Valentine berawal dari festival Romawi Lupercalia, yang diadakan pada pertengahan Februari. 
Festival tersebut merayakan kedatangan musim semi, termasuk upacara kesuburan dan hari perjodohan bagi pria dan wanita dengan lotre. Pada akhir abad ke-5, Paus Gelasius I menggantikan Lupercalia dengan Hari St. Valentine. Valentine mulai lekat dengan keromantisan mulai sekitar abad ke-14


lalu bagaimana kita sebagai seorang muslim  menyikapi fenomena hari.


menurut Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah dan Pondok Pesantren Al Bahjah Cirebon KH Yahya Zainul Ma'arif atau akrab disapa Buya Yahya pun coba menjelaskan terkait momen tersebut.


Diketahui bahwa Hari Valentine atau Hari Kasih Sayang atau Valentine Day diperingati sebagian orang setiap tanggal 14 Februari. Akan tetapi, Buya Yahya memberi nasihat para muda-mudi tidak perlu ikut merayakannya. Pasalnya, ajaran kasih sayang sesungguhnya sudah kaum Muslimin dapatkan dari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.
"Anda tidak perlu ikut-ikutan wahai anak-anakku semuanya. Kasih sayang yang diajarkan baginda Nabi, kasih sayang kita adalah sambung dengan Nabi. Karena Nabi adalah Rahmatan Lil Alamin, kasih sayang sedunia," ujar Buya Yahya dengan lembut, dikutip dari video berjudul 'Hukum Menerima Cokelat Valentine' di kanal YouTube Al-Bahjah TV, Senin (14/2/2022).


Lebih lanjut Buya Yahya juga mengatakan bahwa Hari Valentine budaya masyarakat di luar Islam. Ia bahkan menyebut kisah Hari Valentine tidak berangkat dari umat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, dan justru mengagungkan seseorang yang menganut agama lain.


"Anda kan bisa membaca sayangku. Apakah itu kisah seorang yang salih kepada Nabi Muhammad atau tidak. Kisah Valentine Day adalah kisah yang mengagungkan seorang santo di dalam agama yang bukan dari agama kita, mengagungkan syiar yang bukan syiar agama kita," jelas Buya Yahya.


"Itu adalah kebatilan yang Anda tidak boleh ikut-ikutan, tidak boleh terbawa. Semeriah apa pun acara itu diadakan, Anda tidak boleh ikut. Yang sudah telanjur janjian, batalin," tegasnya.

Editor : Nanang Sulaeman

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network