Cek Fakta Keindahan Pulau Socotra yang Penuh Misteri

Hadi Widodo
Pulau Socotra (Foto: Instagram)

PULAU Socotra memiliki keindahan yang istimewa, Socotra juga dijuluki sebagai pulau alien. Bahkan ada yang menyebut sebagai tempat persembunyian dajjal. 

Pulau dengan segudang keanehan dan misterius ini terletak di Samudera Hindia antara Somalia dan Yaman.

Pulau Socotra terdapat berbagai spesies flora dan fauna yang unik dan aneh. Spesies-spesies tersebut sebagiannya tidak bisa ditemukan dimana pun di bumi, kecuali di pulau tepencil ini.

Pulau Socotra masih terjangkau oleh pesawat dan kapal laut, tapi sangat jarang dikunjungi orang. Meski demikian, pulau ini ada penghuninya. Menurut laporan ada 60 ribu manusia mendiami Socotra dengan kehidupan yang masih sangat tradisional.

Pulau Socotra memiliki banyak keunikan dan hal-hal menarik untuk diketahui. Okezone telah merangkum dari berbagai sumber terkait fakta-fakta menarik pulau ini. Berikut ulasannya:

1. Pulau Bersejarah
Socotra diambil dari bahasa Sansekerta, Sukhadhara Dvipa, yang berarti Pulau Kebahagiaan. Sekitar abad ke 10, ahli geografi Arab bernama Abu Muhammad Al-Hassan Al-Hamdani menyatakan bahwa pada masanya, penduduk Socotra mayoritas adalah pemeluk agama Kristen. Mereka kerap kali menjalani ritual sihir kuno.


Keindahan Pulau Socotra (Foto: Instagram)

Di tahun 1500-an, kapal Portugis berlabuh di pulau ini untuk menghentikan perdagangan Arab dari Laut Merah ke Samudera Hindia dan menghapuskan aturan-aturan Islam dalam perdagangan.

Invasi tersebut ditentang oleh penduduk lokal. Lalu pada 1511, Pulau ini dikuasai oleh Kesultanan Mahra.

Pulau Socotra baru resmi menjadi bagian dari negara Republik Yaman pada 30 November 1967. Sementara itu, pembangunan baru baerkembang di Socotra pada tahun 1999 dengan ditandai hadirnya bandara serta jalanan beraspal.

2. Pulau Terpencil yang Dilindungi
Jika dilihat dari Bahasa Arab, Socotra dari kata Suquthra memiliki arti kepulauan kecil. Luas pulau ini hanya 3.796 kilometer persegi dan berlokasi di selatan Jazirah Arab serta Timur dari Tanduk Afrika.

Tidak diperbolehkannya hotel, restoran, dan bangunan lain dibangun di Pulau Socotra merupakan salah satu tindakan yang dilakukan UNESCO untuk menjaga keaslian alam pulau.

Pada Juli 2008 lalu, UNESCO memang telah mengakui Pulau Socotra sebagai situs warisan alam dunia. Oleh karenanya, UNESCO memberikan perlindungan lingkungan terhadap pulau ini.


Penampakan di Pulau Socotra (Foto: Instagram)

3. Keunikan Flora dan Fauna
Pulau Socotra dikenal dengan ragam flora yang membuat tempat ini terlihat aneh sekaligus eksotis. Keberadaan tumbuhan tersebut tak ubahnya karena kondisi iklim dan geologi pulau yang juga unik.

Terdapat sekitar 800 tumbuhan dengan 293 diantaranya merupakan flora endemik yang tidak dapat ditemukan di luar Pulau Socotra. Tumbuhan unik yang tumbuh di Pulau Socotra di antaranya adalah pohon Darah Naga.

Katanya, getah pohon ini digunakan penduduk lokal sebagai obat dari berbagai penyakit. Tumbuhan lainnya adalah tanaman raksasa Dorstenia, Dendrosicyos, pohon Delima Socotra, dan sebagainya.

Terdapat pula fauna endemik seperti 90 persen reptil, 192 spesies burung, 95 persen jenis siput yang tidak ditemukan di tempat lain, 730 jenis ikan, terumbu karang dan sebagainya.

Spesies burung endemik Pulau Socotra antara lain, Socotra Sunbird Nectarinia Balfouri, Socotra Starling Onychognathus Frater, Grosbeak Socotra Rhynchostruthus Socotranus, Socotra Sparrow Passer Insularis, dan burung penyanyi Socotra yakni Incana.


Flora dan Fauna di Pulau Socotra (Foto: Instagram)

4. Penduduk Socotra
Sebagian besar penduduk Socotra tinggal di pulau utama, tepatnya kota Hadibu. Pulau-pulau lainnya jarang dihuni. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Semit Soqotri, hanya dipahami oleh penduduk Socotra saja.

Rata-rata penduduknya bekerja sebagai nelayan, beternak, dan membudidayakan kurma.

Penduduk Pulau Socotra masih menjadi misteri karena kehidupan mereka yang terisolasi dari masyarakat modern. Mereka sangat memperjuangkan tradisi serta adat istiadat mereka.

Sebuah film dokumenter yang disutradarai dan diproduksi oleh Carles Cardelus memperlihatkan kehidupan masyarakat lokal yang tidak pernah berhenti melestarikan alam serta kehidupan di Pulau Socotra.

Namun perlahan, budaya leluhur mereka sudah mulai terpengaruh dengan budaya modern. Contohnya, beberapa tahun lalu nelayan tidak menggunakan uang karena alat tukar mereka adalah ikan. Saat ini, uang sudah digunakan. Masyarakat lokal pun sudah mulai percaya dengan dokter, ketimbang dukun atau shaman.

Editor : Hadi Widodo

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network