KABUPATEN PEKALONGAN, iNews - De Baritie ternyata bukan hanya sekedar cari sensasi dan asal jual mahal dengan harga biji kopi Rp 2.250.000/kg, ada beberapa keunikan sehingga De-Baritie digemari oleh para penikmat kopi dari berbagai daerah seperti Jakarta, Bekasi, Surabaya, dan Semarang.
Berikut ini keunikan Kopi De Baritie Pekalogan:
Proses Blending
Blend adalah proses mengkombinasikan antara beberapa tipe biji kopi untuk menambah cita rasanya saat meroasting.Roasting atau pemanggangan adalah proses pemanggangan biji kopi mentah (green bean) untuk mendapatkan tingkat kematangan tertentu dan menghasilkan aneka rasa. Ada tiga tingkat kematangan, yaitu light, medium, dan dark roast yang mempengaruhi aneka rasa.
Biasanya blend kopi dilakukan setelah menjadi biji kopi (Roast bean). Namun De Baritie melakukan proses blending ketika kopi masih berbentuk mentah atau green bean.
Prosesnya lama
Proses produksi De Baritie terbilang lama dibandingkan dengan kopi pada umumnya. Untuk proses blend kata Sutaryo Timbul, pemilik Rumah Kopi De Baritie sekaligus pencipta rasa kopi mahal itu memakamn waktu 3 bulan lebih. Kemudian setelah itu ada proses fermentasi dan pendiaman selama 6 bulan lebih. "Jadi prosesnya sampai siap jual hampir setahun," ujarnya.
Rasanya Unik
Salah satu yang sangat digemari para penikmat Kopi De Baritie adalah rasanya yang unik yaitu perpaduan wine (anggur) dan jackfruit (nangka). Saat disajikan Tingkat kemanisannya juga tinggi, padahal diseduh tanpa gula.
Aromanya tajam
Salah satu kelebihan kopi adalah aromanya. De Baritie aroma kopinya tajam sekali dan menyegarkan. Masdiyanto (45), pemilik perusahaan bricket asal Semarang yang juga pelanggan De Baritie menyebut Kopi De Baritie lain rasanya. "Ini blend antara Wine Liberika dan Wine Robusta, aromanya tajam menyegarkan, sangat manis walaupun disajikan tanpa gula,"ujarnya.
Bahan Baku 100 % Kopi Pekalongan
Bahan baku De Baritie 100 % dari kopi lokal yaitu Kabupaten Pekalongan dari jenis liberika dan robusta. Di Kabupaten Pekalongan ada 9 kecamatan yang merupakan penghasil kopi di antaranya Paninggaran, Petungkriyono, Talun,Labakbarang, Doro, Karanganyar, Kajen, Kandangserang, dan Kesesi."Tiap kecamatan punya rasa khas masing -masing, nah saya mencari dan memilih biji kopi yang paling bagus di beberapa desa di sana," ujar Timbul yang juga pemegang sertifikat mahir roaster dari Asosiasi Eskportir Import Kopi Indonesia (AEKI) , Sertifikat Barista dari Tangerang dan Sertifikat Uji Cita Rasa dari Puslit Koka Jember.
Editor : Muhammad Burhan
Artikel Terkait