KABUPATEN PEKALONGAN, iNews - Makin banyak pesaing dalam sebuah bisnis, biasanya membuat pelaku UMKM menurunkan harganya. Namun tidak bagi Sutaryo Timbul, Processor dan Roaster Kopi dari Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Dia justru mengolah dan menjual kopinya sangat mahal dibandingkan dengan merk kopi lain di Kabupaten Pekalongan yaitu De Baritie Kopi yang dibandrol Rp 2.250.000/kg yang dijual dalam bentuk Roast Bean /biji kopi . Harga itu jauh dari rata-rata harga bahan baku kopi dalam bentuk roast bean di Pekalongan. Bahkan merk-merk terkenal seperti Kopi Banaran, Temanggung atau Gayo yang dijual maksimal sekitar Rp 400 ribu/kg dalam bentuk roast bean.
Seluruh prduksi kopi spesial itu kata Timbul selau habis dibeli penikmat kopi dari luar kota seperti Bekasi, Depok, Surabaya, dan Semarang. "Saat ini saya baru memproduksi 16 Kg karena prosesnya lama.
De Baritie adalah hasil blend Kopi Jenis Liberika dan Robusta yang difermentasi sehingga meghasilkan rasa unik perpaduan anggur dan nangka.Proses blending dan fermentasi memakan waktu sekitar 3 bulan , kemudian didiamkan selama 6 bulan. "Jadi prosesnya lama dibandingkan merk kopi saya yang lain,'' ujar owner Rumah Kopi Baritie yang pernah mendapatkan sertifikat mahir roaster dari Asosiasi Eskportir Import Kopi Indonesia (AEKI) , Sertifikat Barista dari Tangerang dan Sertifikat Uji Cita Rasa dari Puslit Koka Jember.
"Saya suka De Baritie, rasanya keren. Tak semua wine kopi bisa seunik ini. Perpaduan nangka dan anggur dengan tingkat manis yang tinggi. Menurut lidah saya asik. Harganya sesuai dengan keunikan rasanya, "ujar Jensen (50), asal Jakarta, yang mengaku sudah beli dan menikmati kopi De-Baritie itu sejak 2019.
Masdiyanto (45), penikmat kopi lain asal Semarang mengaku banyak menyedian kopi di rumahnya. Namun kopi De Baritie lain rasanya. "Ini blend antara Wine Liberika dan Wine Robusta, aromanya tajam menyegarkan, sangat manis walaupun disajikan tanpa gula,"ujarnya.
Prosesnya yang lama di luar kebiasaan kopi lain kata dia memang sebanding dengan rasa yang didapatkan . Dia mengaku harus memesan kopi itu sebelum habis, karena prosesnya lama.
"De Baritie rasanya unik dan saya belum menemukan kopi yang sama di tempat lain. Jika De Baritie bisa mempertahankan rasanya, pelanggan akan mencari karena memang unik," ujar Mr Lie (35), penikmat kopi lain asal Bekasi.
Editor : Muhammad Burhan
Artikel Terkait