TEGAL, iNewsPantura - Semarang Medical Center Rumah Sakit Telogorejo (SMC RS Telogorejo) mengadakan seminar kesehatan untuk warga Tegal dan sekitarnya di Hotel Karlita Tegal, Minggu (23/2/2025).
Seminar tersebut mengambil tema tentang 'Pemahaman dan Penanganan Tumor Otak, Epilepsi, dan Kejang pada Anak: Dari Diagnosis Hingga Rehabilitasi.'
Empat narasumber yang dihadirkan, yakni Dokter Spesialis Bedah Saraf, Prof Dr dr Zainal Muttaqin, Dokter Spesialis Bedah Saraf dr Yuriz Bakhtiar, Dokter Spesialis Anak subspesialis Neurologi Anak dr Tun Paksi dan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, dr Adi Satria.
Prof Zainal Muttaqin mejelaskan, seminar ini bertujuan mengedukasi masyarakat tentang penyakit-penyakit yang berhubungan dengan saraf otak, khususnya yang berkaitan dengan kejang.
Sejumlah topik yang dibahas yakni mulai dari mendeteksi penyakit kejang, penanganan kejang pada anak, tindakan bedah epilepsi, dan terakhir pasca berupa rehabilitasi medik.
"Artinya masyarakat harus aware atau sadar tentang gejala kejang. Penyakit ini bukan masalah ah nanti sembuh sendiri, tapi harus ditelusuri," jelasnya.
Ditambahkan Prof Zainal, SMC RS Telogorejo memiliki SDM dam fasilitas sarana yang cukup untuk mulai mendeteksi atau diagnosis, alat rekaman listrik otak atau MRI, hingga CT scan. Termasuk fasilitas bedah otak dengan alat operating microscope.
"Jadi operasinya pakai operating microscope yang bisa membesarkan 40-50 kali lebih besar," imbuhnya.
Sementara dr Yuriz Bakhtiar mengatakan, orangtua harus lebih sadart erhadap segala perubahan yang ada pada tubuh anak. Menurutnya deteksi dini menjadi hal penting dibandingkan berobat setelah parah.
Sebab kejang bisa menyebabkan kesusahan bernapas, menyebabkan wajah biru, hingga pingsan.
"Kondisi perubahan pada otak inilah yang memungkinkan kematian sel. Bayangkan setiap kejang ada kematian sel, maka jika dibiarkan semakin banyak otak yang rusak," ungkapnya.
dr Tun Paksi memaparkan, epilepsi atau kejang banyak terjadi pada anak, angkanya hampir 60 persen.
Ia menyarankan, jika ada gejala menyerupai kejang maka lebih baik segera diperiksakan ke dokter anak terdekat. Seperti jika diketahui matanya sering melirik saat bangun tidur atau tanda seperti orang kaget.
"Epilepsi ini angka sembuh totalnya 64 persen, sisanya sulit disembuhkan atau 36 persen. Maka itu harus ada penanganan dengan tambahan obat, bedah epilepsi, diet fotogenik, dan stimulasi saraf vagus," bebernya.
Dari sisi rehabilitasi medic, menurut dr Adi Satria Sp.KFR, memiliki peran penting untuk memulihkan fungsi otak yang rusak. Sebab kejang yang berulang atau telah berlangsung lama bisa menimbulkan kerusakan otak.
Rehabilitasi medic ini juga untuk meningkatkan fasilitas hidup pasien, karena kejang membuat gangguan kognitif atau gangguan pola pikir.
"Sehingga perlu diterapi paling tidak yang bagus adalah enam bulan pertama pasca cidera. Motodenya berkolaborasi dengan psikoterapis, terapis wicara, terapis okupasi, psikolog, dan tenaga hipotesis," pungkasnya
Editor : Yunibar SP