JEPARA, InewsPantura.id - Sekolah Rakyat (SR) rintisan di Kabupaten Jepara dipastikan mulai beroperasi pada tahun ajaran 2025/2026. Ditargetkan ada 100 siswa kurang mampu dari berbagai jenjang pendidikan yang akan mengisi SR Rintisan itu.
Hal itu disampaikan Bupati Jepara Witiarso Utomo saat mengunjungi rumah calon siswa SR Rintisan yang ada di Desa Ngeling Kecamatan Pecangaan, Rabu (2/7/2025). Kunjungan lapangan itu dilakukan usai kegiatan Bupati Ngantor di Desa Ngeling.
"Sesuai arahan Menteri Sosial, makanya kita datangi langsung calon siswa SR. Kita ingin memastikan jika calon siswa SR itu memang benar-benar tidak mampu dan sesuai kriteria yang ditetapkan Presiden Prabowo," kata Wiwit didampingi Kepala Dinsospermades Jepara Edy Marwoto.
Bupati menambahkan pihaknya menargetkan ada 100 siswa yang belajar di SR Rintisan yang lokasinya di Balai Latihan Kerja (BLK) Pecangaan. Rencananya, 100 siswa itu akan dibagi menjadi empat rombongan belajar (rombel). Rinciannya dua rombel untuk SD, satu rombel SMP dan satu rombel untuk jenjang SMA.
SR Rintisan tersebut juga untuk menampung anak jalanan atau anak punk yang kerap terlihat beraktivitas di wilayah Jepara. Saat ini, kata Bupati, pihaknya sudah dan terus melakukan verifikasi untuk memastikan layak tidaknya anak-anak calon siswa SR tersebut.
"Kita assessment dulu. SR ini tidak memandang usia, jadi semisal umurnya sudah 15 tahun, masuk SD juga bisa, termasuk anak punk itu. SR ini memang diproyeksikan untuk memutus mata rantai kemiskinan sesuai cita-cita Presiden Prabowo," paparnya.
SR di BLK Pecangaan merupakan rintisan. Sebab saat ini, usulan pembangunan SR di Desa Suwawal Timur Kecamatan Pakisaji Jepara baru masuk tahap penyusunan DED. Proses itu dijadwalkan hingga September mendatang.
Jika tak ada aral melintang, groundbreaking (peletakan batu pertama) SR di Jepara akan dimulai pada Oktober 2025. Dijadwalkan, operasional SR di Jepara ini akan mulai beroperasi pada tahun ajaran 2026/2027. Jika sudah beroperasi, maka SR Rintisan di BLK Pecangaan juga akan dipindah ke Suwawal Timur.
Sementara itu, Rusmi bersyukur lantaran anaknya bakal menjadi siswa SR yang proses pendidikannya tak dipungut biaya alias gratis. Hal itu diakuinya membantu keluarganya yang memang termasuk kalangan kurang mampu.
"Maturnuwun, senang sekali karena sekolah anak saya dijamin pemerintah," tandasnya.
Editor : Eddie Prayitno
Artikel Terkait