GUNUNGKIDUL, iNews Pantura.id – Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul merilis hasil laboratorium terkait dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang dialami sejumlah siswa di wilayah Semin, Gunungkidul beberapa waktu lalu. Berdasarkan pemeriksaan, ditemukan beberapa bakteri penyebab keracunan pada sampel makanan dan air bersih.
Pada sampel makanan, laboratorium mendeteksi keberadaan bakteri Klebsiella pneumoniae, Kapang/khamir, serta Bacillus cereus. Bakteri tersebut ditemukan pada menu oseng buncis wortel, semur tahu, ayam goreng tepung, dan irisan buah melon yang dikonsumsi siswa. Gejala yang ditimbulkan mulai dari mual, muntah, pusing, hingga diare.
Selain itu, hasil uji juga menemukan bakteri E. coli patogen pada sampel air bersih di SPPG Semin. Bakteri ini berpotensi menimbulkan gejala mual, diare, demam, dan kram perut, yang diduga berkontribusi memperparah kasus keracunan.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, menjelaskan bahwa keberadaan bakteri tersebut erat kaitannya dengan pengolahan, penyimpanan, dan kebersihan bahan makanan.
“Hasil lab menunjukkan ada bakteri pada beberapa menu dan juga di air bersih. Ini bisa terjadi karena bahan makanan tidak dicuci dengan baik, penyimpanan kurang tepat, atau air yang digunakan sudah terkontaminasi,” ujarnya kepada wartawan.
Ismono menambahkan, pihaknya telah memberikan sejumlah rekomendasi agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kami minta pengelola SPPG segera memproses sertifikat laik higiene sanitasi (SLHS) sesuai arahan Kemenkes. Selain itu, pemilihan bahan, cara memasak, penyajian, dan distribusi makanan harus benar-benar sesuai SOP. Kebersihan lingkungan juga wajib diperhatikan,” tegasnya.
Rekomendasi lain yang diberikan Dinas Kesehatan meliputi kewajiban cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, penggunaan alat pelindung diri (APD) sesuai SOP, hingga pengendalian vektor seperti lalat dan serangga di sekitar lokasi penyajian makanan.
Ismono menegaskan, pihaknya akan terus melakukan pengawasan ketat terhadap pelaksanaan program makan siang bergizi di sekolah-sekolah.
“Program ini baik untuk anak-anak, tapi standar keamanan pangan harus dijaga. Jangan sampai niat baik justru menimbulkan masalah kesehatan,” pungkasnya.
Kasus keracunan MBG di Semin sempat membuat puluhan siswa dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit. Dengan hasil laboratorium ini, Dinas Kesehatan memastikan evaluasi ketat akan segera dilakukan.
Editor : Suryo Sukarno
Artikel Terkait