PEKALONGAN, iNewsPantura.id – Upaya menjamin keamanan makanan bagi penerima program gizi terus diperkuat Pemerintah. Sebanyak 350 penjamah makanan dari tujuh Satuan Pelaksana Program Pemberian Gizi (SPPG) di Kota Pekalongan mengikuti bimbingan teknis (bimtek) terkait tata kelola dapur, sanitasi, dan pengolahan makanan yang higienis.
Pelatihan ini digelar sebagai langkah meningkatkan pengetahuan sekaligus memastikan para penjamah makanan memahami standar food safety sebelum makanan dikonsumsi oleh anak sekolah dan penerima manfaat lainnya.
Ahli Gizi Puskesmas Bendan, Selvi Asihana, menjelaskan bahwa dapur penyedia makanan wajib memenuhi standar Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Sertifikat tersebut menjadi bukti dapur sudah layak dan aman dalam mengolah makanan.
“Mulai dari cara pengolahan, kondisi dapur, kebersihan alat, hingga higienitas penjamah menjadi syarat dapur bisa beroperasi. Pelatihan ini penting agar seluruh SPPG bisa memenuhi standar dan mendapatkan SLHS,” kata Selvi.
Materi bimtek meliputi kebersihan pribadi, manajemen dapur, alur pengolahan makanan yang baik, hingga teknik penyimpanan agar makanan tidak terkontaminasi. Selain itu, tim Dinas Kesehatan bersama ahli gizi dan kesling juga melakukan monitoring rutin setiap minggu.
“Kami turun langsung ke dapur untuk mengevaluasi proses dan kebersihannya. Bahkan kami juga cek kualitas makanan melalui tanya jawab dengan murid dan guru penerima,” tambahnya.
Selvi menekankan pentingnya ketelitian sejak tahap awal penerimaan bahan makanan. Banyak kasus diare dan keracunan terjadi karena bahan pangan yang tidak layak konsumsi atau proses penyajian yang tidak higienis.
“Kuncinya ada pada pemilihan bahan dan kebersihan saat pemorsian. Jangan sampai makanan tersentuh tangan kotor atau terkontaminasi lalat,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala KPPG Semarang, Hadiriajaya, mengatakan pelatihan ini merupakan bagian dari program Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mencapai zero case keracunan makanan di Indonesia.
“Bimtek ini untuk meningkatkan kompetensi penjamah makanan dari hulu ke hilir, mulai pemilihan bahan, pengolahan hingga distribusi. Harapannya semakin sadar soal keamanan pangan, higienitas, dan sanitasi,” ujarnya.
Ia menambahkan, peningkatan kapasitas penjamah makanan juga sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 yang menargetkan kualitas generasi muda yang sehat dan berdaya saing.
Editor : Suryo Sukarno
Artikel Terkait
