TEGAL, iNewsPantura.id — Semangat persatuan dan kebangsaan kembali bergema di Aula Mataram, Universitas Harkat Negeri (UHN), Selasa (28/10/2025). Dalam momentum peringatan 97 Tahun Sumpah Pemuda, kampus yang dikenal sebagai pusat pengembangan kepemimpinan moral itu menggelar Pidato Kebangsaan bertema “Menggelorakan Elan Pergerakan Jong Indonesia.”
Acara yang diinisiasi oleh Pusat Studi Kebangsaan (PUSDIKA) UHN ini tidak hanya menjadi ruang refleksi sejarah, tetapi juga ajang untuk meneguhkan kembali makna Sumpah Pemuda sebagai janji moral bangsa.
Rektor UHN Sudirman Said dalam pidatonya menegaskan bahwa Sumpah Pemuda bukan sekadar teks sejarah, melainkan ikrar spiritual yang harus terus dihidupkan oleh generasi muda. Ia menekankan pentingnya kejujuran, integritas, dan kesadaran moral dalam menjaga persatuan bangsa.
“Bangsa kita sering kali pandai memperingati, tetapi belum benar-benar mengingat. Peringatan berhenti di panggung seremonial, sementara pengingatan menuntun kita menyelami makna sejarah dan menyalakan kembali api perjuangan di dada setiap warga negara,” kata Sudirman Said di hadapan ratusan peserta.
Dalam pidato berdurasi tiga puluh menit itu, Sudirman mengajak mahasiswa untuk tidak hanya mewarisi sejarah, tetapi memperbarui maknanya dengan semangat kemanusiaan dan tanggung jawab sosial.
“Menjadi muda bukan berarti selalu benar, tetapi berani mencari kebenaran. Menjadi berharkat bukan berarti terhormat di mata dunia, tetapi terhormat di hadapan hati nurani,” tegasnya.
Pidato kebangsaan tersebut juga diwarnai dengan penampilan kesenian daerah dari berbagai provinsi di Indonesia. Mahasiswa UHN menampilkan tarian Jawa, Nusa Tenggara Timur, hingga Papua, menggambarkan keberagaman budaya yang berpadu dalam satu semangat: “Bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.”
Sementara itu, Direktur PUSDIKA UHN, Gunawan Adib Achmadi, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program tahunan “Refleksi Kebangsaan”.
“Kami ingin menjadikan kampus bukan sekadar tempat belajar, tetapi ruang refleksi — tempat bangsa ini menimbang nuraninya,” jelasnya.
Dalam penutup pidatonya, Sudirman Said kembali menggetarkan ruangan dengan kalimat yang menjadi pesan moral bagi generasi muda:
“Indonesia bukan sekadar tanah air, tetapi jalan menuju kemanusiaan yang luhur. Dan kita - adalah penjaga jalannya," pungkasnya.
Editor : Yunibar SP
Artikel Terkait
