KUWAIT CITY - Fenomena badai pasir tak biasa menyelimuti sejumlah wilayah di Kuwait, akibatnya jadwal penerbangan menjadi terganggu dan pembatalan berbagai acara publik berskala besar pada hari Senin lalu.
Kondisi itu adalah yang terbaru dari serangkaian badai pasir yang menghantam Teluk, menyusul badai serupa di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
Bandara Internasional Kuwait untuk kedua kalinya dalam bulan ini, menangguhkan semua penerbangan karena badai pasir pada hari Senin karena gumpalan debu yang besar mengurangi jarak pandang hingga hampir nol di seluruh negeri Teluk itu.
Hal ini menyebabkan Asosiasi Sepak Bola Kuwait mengumumkan pada hari Senin penundaan pertandingan final Piala Amir karena cuaca buruk. Pertandingan, yang dijadwalkan mempertemukan klub Kazma dan Salmiya pada Senin malam, ditunda setelah Departemen Meteorologi Kuwait memperkirakan badai pasir besar akan terjadi.
Penduduk Kuwait turun ke media sosial untuk mendokumentasikan langit oranye cerah dan tabir pasir tebal di atas cakrawala negara Teluk.
“Visibilitas memudar dalam hitungan detik. Semuanya, harap berhati-hati, mengemudi dengan lambat dan tetap di dalam,” tulis seorang netizen di Twitter seperti dikutip dari Al Arabiya, Selasa (24/5/2022).
Netizen lain berkata: “Saat ini di Kuwait. Ini adalah pertama kalinya saya melihat ini dan badai pasir ini terlihat berwarna oranye.”
Seorang pekerja kedutaan di Kuwait menulis: “Pulang awal dari kedutaan hari ini karena badai pasir berat menyapu Kuwait. Semoga semua orang tetap aman dan di dalam rumah.”
Di UEA, para ahli memperingatkan dampak kesehatan dari kondisi berdebu yang disebabkan oleh badai pasir yang menyelimuti sebagian besar negara itu minggu ini. Peramal cuaca juga mengeluarkan peringatan cuaca berbahaya di seluruh negeri karena kondisi debu terkait badai pasir.
"Saat angin meniupkan debu dan pasir ke atmosfer - tidak hanya mempengaruhi jarak pandang - angin juga memperburuk kondisi kesehatan yang ada di antara penduduk," kata dokter.
Sementara itu, di Arab Saudi, badai pasir melanda Ibu Kota Kerajaan dan wilayah lain di negara itu pekan lalu, menghambat jarak pandang dan memperlambat lalu lintas jalan. Kabut abu-abu tebal membuat gedung-gedung ikonik Riyadh seperti Pusat Kerajaan hampir mustahil untuk dilihat dari jarak lebih dari beberapa ratus meter, meskipun tidak ada penundaan atau pembatalan penerbangan yang diumumkan.
Badai pasir juga melanda Irak pada Senin, yang mengakibatkan para pejabat menutup gedung-gedung publik dan menutup sementara bandara-bandara saat badai pasir terbaru dan juga badai pasir yang kesembilan sejak pertengahan April melanda negara itu, kata pihak berwenang.
Seorang koresponden AFP melaporkan Ibu kota Baghdad diselimuti awan debu raksasa yang membuat jalan-jalan yang biasanya padat lalu lintas sebagian besar sepi.
Perdana Menteri Mustafa al-Kadhemi memerintahkan semua pekerjaan di lembaga-lembaga publik dihentikan, kecuali fasilitas kesehatan dan lembaga keamanan.
Dia mengutip kondisi iklim yang buruk dan kedatangan badai pasir yang ganas dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.
Editor : Hadi Widodo