PEKALONGAN, iNews.id — Fenomena banjir rob yang melanda Kota Pekalongan mendapat perhatian dari Ducth Water Authority (DWA), sampai-sampai mereka meluangkan waktu untuk mengunjungi Kota Pekalongan Kamis malam (2/6/2022). Dalam kunjungan tersebut, lembaga pengairan negeri Kincir Angin yang bermarkas di Rotterdam ini mengagendakan pertemuan dengan Pemerintah Kota Pekalongan. Membahas kerja sama antara di antara keduanya.
Disambut dengan ucapan "Welcome to the World's City of Batik," dari Walikota Pekalongan, Ahmad Afzan Arslan Djunaid, pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana yang akrab. Walikota Pekalongan menyampaikan beberapa poin permasalahan yang dihadapi pemerintahan yang dikepalainya. Dia katakan, negara Belanda menjadi acuan dalam penanganan masalah tata kota dan banjir. Alasannya, Belanda memiliki pengalaman yang telah teruji selama ratusan tahun. Pihaknya merasa memerlukan bantuan dan dukungan teknis dari DWA terkait dengan pemenuhan infrastruktur penanganan banjir rob.
Walikota Aaf juga menyambut baik dengan penandatanganan kerja sama Blue Deal, antara Pemerintah Kota Pekalongan dengan DWA. Melalui kerja sama tersebut, ia berharap masalah banjir rob dapat segera teratasi. Sehingga, aktivitas masyarakat pun akan kembali normal.
"Semoga kedatangan DWA bisa membawa manfaat dan keberkahan untuk Kota Pekalongan," ucap Aaf.
Sambutan Walikota Pekalongan dibalas pula oleh perwakilan DWA, Peter Hollanges. Dalam sambutannya, Peter mengungkapkan, kerja sama yang dijalin antara Pemerintah Kota Pekalongan dengan DWA merupakan kerja sama dalam waktu yang panjang. Pihaknya berharap, melalui kerja sama ini juga akan terjalin hubungan yang harmonis antara Pemerintah Kerajaan Belanda dengan Pemerintah Kota Pekalongan. Terutama, dalam upaya pengelolaan air.
"Kami ingin berbagi ilmu dan membantu pemerintah dalam pengelolaan air yang berkelanjutan," ucap Peter.
Dalam maksud itu, Peter juga menyampaikan, permasalahan utama yang hendak diurai oleh pihaknya dimulai dari perubahan paradigma masyarakat. Cara pandang masyarakat Kota Pekalongan tentang lingkungan perlu diubah. Dengan begitu, penyelesaian masalah lingkungan yang dihadapi masyarakat Pekalongan dapat dijalankan secara komprehensif. Meliputi hulu dan hilirnya.
Tersebab itu, sesuai rencana, kerja sama Blue Deal yang dijalankan akan berlangsung cukup lama. Mulai tahun 2022 hingga tahun 2023, secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
Peter juga berharap, seluruh komponen masyarakat di Kota dan Kabupaten Pekalongan ikut terlibat di dalam mensukseskan kerja sama tersebut. "Pemerintah Kota dan Kabupaten Pekalongan berkeinginan menyelidiki isu dalam pengelolaan air baik dari sisi pembangunan dan perawatan tanggul, penanganan isu banjir dan robnya, dan bagaimana terjalin kerjasama dengan stakeholder terkait, dan sebagainya. Sehingga, kami menawarkan mereka bantuan apapun dari segi bagaimana cara mereka berpikir dengan teknik baru, kami mencoba untuk membantu mereka apapun itu," tandasnya.
Turut hadir dalam pertemuan yang dilangsungkan di Wisma Tamu (Rumah Dinas Walikota Pekalongan) tersebut sejumlah pejabat kota. Seperti Sekretaris Daerah Kota Pekalongan, Sri Ruminingsih, Kepala Bappeda Kota Pekalongan, Cayekti Widigdo, dan para Kepala OPD terkait
Editor : Ribut Achwandi
Artikel Terkait