AS dan negara-negara NATO lainnya semakin banyak menyediakan senjata ke Ukraina setelah Rusia melancarkan operasi militer terhadap negara tetangganya pada 24 Februari. Pengiriman dari Pentagon termasuk sekitar 7.000 Javelin, serta drone, howitzer, dan radar.
Rusia menyerang Ukraina menyusul kegagalan Kiev menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, yang pertama kali ditandatangani pada 2014. Moskow kemudian mengakui kemerdekaan republik Donbass, Donetsk dan Lugansk. Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana merebut kembali kedua republik dengan paksa.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait