Menurutnya isu penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kini sudah tidak terlihat dampaknya. Terlebih pemerintah sudah melakukan penanganan dengan baik sehingga PMK bisa terkendali penularannya tidak sebanyak daerah lain.
Kenaikan transaksi dan pengunjung sudah nampak sejak dua pasaran ini atau sejak 5 hari terakhir. Namun demikian, keramaian saat ini masih kalah jika dibanding dengan sebelum isu PMK menghantam peternakan dan jual beli hewan di Gunungkidul.
Peningkatan pengunjung dan permintaan ini tentu juga mengakibatkan kenaikan harga jual hewan qurban. Ia mencontohkan untuk sapi yang sebelumnya di harga Rp 19 atau Rp 20 Juta kini dijual mulai dari Rp 24 hingga 26 juta. Namun sapi di atas Rp 20 Juta sudah mengalami kenaikan hingga Rp 7 jutaan.
Namun, lanjut Wasana, harga yang terjadi saat ini sebenarnya masih lebih rendah dibanding dengan harga sebelum isu PMK melanda. Dia mencatat ada selisih lebih rendah sekira 2-3 persen dibanding ketika sebelum PMK.
"Sapi yang banyak dicari adalah jenis metal, benggolo dan Jawa. Tergantung dananya,"terang dia. Wasana mengakui isu PMK memang berdampak pada penurunan transaksi dan harga hewan di Gunungkidul. Ia memperkirakan ada penurunan sekira 30 persen jumlah transaksi kali ini dibanding dengan sebelum PMK.
Editor : Hadi Widodo