JAKARTA - Berbagai penawaran melalui pesan spam di kotak masuk email atau panggilan terkomputerisasi entah menarik atau tidak, pasti sering kita abaikan.
Tapi, siapa sangka praktik semacam itu tetap sukses merugikan orang, usaha, dan lembaga pemerintah, hingga triliunan dolar Amerika Serikat setiap tahun. Banyak korban menanggung depresi dan dampak kesehatan buruk lainnya.
Fenomena tersebut pun menarik perhatian pakar psikolog dan melakukan penelaahan lebih lanjut terkait hal ini. Kenapa orang-orang mudah tertipu di internet?
Sebagaimana dilansir dari BBC, beberapa temuan penelitian mirip dengan hasil penelitian lain, meski sejumlah kajian itu menggugat asumsi dasar soal tindak pidana penipuan.
Pada periode sebelum booming internet, penipuan dilakukan sejumlah kecil pelaku lokal dengan metode tatap muka, barangkali di seminar investasi yang menjanjikan peluang meraih bangunan real estate palsu.
Editor : Hadi Widodo