TAK HANYA sebagai pusat belanja, Sarinah menjadi salah satu cagar budaya. Peresmian Gedung Sarinah pada 1966 menandakan sebagai pusat perbelanjaan pertama di Indonesia, hal tersebut juga dibuktikan dengan adanya peninggalan bersejarah zaman presiden Soekarno.
"Sarinah merupakan pusat perbelanjaan berstatus cagar budaya dengan konsep urban forest yang mengutamakan outdoor space di jantung kota Jakarta," tulis Erick Thohir menteri BUMN dalam postingannya di akun Instagramnya ketika kunjungannya ke gedung tersebut pekan lalu memamerkan relief tersebut.
Belum lama, Gedung Sarinah Thamrin, Jakarta Pusat mengalami proses pemugaran. Berbagai sarana dan pembaruan gedung menjadikan Sarinah semakin menarik. Dalam proses pemugaran ditemukan bahwa gedung ini menyimpan 'harta karun' yang berusia setengah abad.
Terdapat relief yang awalnya berada di basement dan tertutup mesin pendingin gedung, kini diletakkan pada lokasi yang akan ramai dilalui pengunjung.
Relief ini menurut catatan beberapa ahli sejarah, dan seni rupa nasional, dibuat oleh kelompok seniman Yogyakarta pada masa konstruksi (1962-1966) yang menampilkan para penjaja dan pelapak yang melambangkan perjuangan rakyat kecil mencari nafkah.
Menurut catatan pencipta, pembuatan relief ini dilakukan oleh kelompok pematung serta pelukis dari Yogyakarta.
Direktur Utama PT Sarinah Fetty Kwartati menjelaskan Sarinah sebagai gedung dengan predikat cagar budaya juga memiliki sebuah karya seni rupa patung relief tersebut.
Dia menjelaskan, relief ini dibangun atas perintah presiden pertama Indonesia, Bung Karno. Pembuatannya dinilai sebagai simbol keberpihakan ekonomi pada rakyat. Ekonomi ini bertumpu pada hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan kerajinan.
Karena peninggalan relief perlu proses restorasi, hingga kini tim ahli cagar budaya (TACB) masih mencari tahu siapa arsitek atau desainer dari patung tersebut.
Editor : Hadi Widodo