Umar akhirnya menyuruh untuk menggunduli Nashr, namun setelah digunduli justru Nashr semakin tampan. Hingga akhirnya Nashr pun diminta untuk keluar dari Madinah. Karena banyak perempuan yang tergila-gila terhadap Nashr, Nashr bin Hajjaj akhirnya disuruh pergi ke Bashrah, dan tinggal bersama Misyja’ bin Mas’ud.
Misyja’ sendiri mempunyai istri yang cantik dan masih muda. Hingga suatu ketika Misyja’ duduk, dan disampingnya ada Nashr bin Hajjaj. Tiba-tiba Nashr bin Hajjaj menuliskan sesuatu di tanah, “Demi Allah, aku mencintaimu.” Kemudian perempuan yang merupakan istri Misyja’ itu berkata dari ujung rumah, “ Demi Allah, aku juga.”
Misyja’ lalu bertanya kepada sang istri, “Apa yang dikatakan Nashr kepadamu?” dia menjawab, “Alangkah bersihnya benih kalian.” Misyja’ kembali bertanya, “Alangkah bersihnya benih kalian? Aku tidak paham.”
Misyja’ kembali berkata, “Aku memintamu dengan sungguh-sungguh, beritahukan kepadaku.” Lalu sang istri berkata, “Jika kamu benar-benar ingin tahu, laki-laki ini berkata, “alangkah indahnya perabotan rumah kalian.”
Misyja’ kembali berkata, “Apakah bagusnya perabotan rumah kalian? Demi Allah, aku kurang paham.” Kemudian Misyja’ lalu menunduk, dan menemukan sebuah tulisan. Karena Misyja’ tidak bisa membaca, dia lalu berkata, “Panggilkanlah orang perpustakaan.” Ketika orang dari perpustakaan datang, Misyja’ kemudian berkata, “bacalah tulisan ini.”
Orang dari perpustakaan lalu membacanya, dan berkata, “Demi Allah, aku juga mencintaimu.” Misyja’ lalu berkata, “Demi Allah, sekarang aku paham.” Kemudian dia berkata kepada istrinya, “Sekarang jalanilah iddah!” Dia juga berkata kepada Nashr, “Nikahilah dia jika kamu mau, wahai anak saudaraku.”
Editor : Hadi Widodo