JAKARTA, iNews.id - Pemerintah saat ini tengah mengembangkan teknologi sensor tanah dan cuaca sebagai upaya pemerintah dalam digitalisasi sektor strategis pertanian.
Ketua Tim Transformasi Digital Pertanian, Maritim dan Logistik, Wijayanto mengatakan, program ini direalisasikan sejak Mei lalu untuk lima kelompok tani di Desa Miau Baru, Kecamatan Kongbeng, Kutai Timur.
"Saat ini memasuki musim panen pertama. Penerapan teknologi ini untuk memberikan nilai tambah bagi petani," ujar Wijayanto, dalam keterngan pers, Sabtu (26/8/2022).
Dia mengungkapkan program ini sejalan dengan keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mendorong agar pertanian berkontribusi terhadap ketersediaan ketahanan pangan nasional.
"Dalam era industri 4.0, segala sektor tak lepas dari kemajuan teknologi. Teknologi mendorong peningkatan produktivitas dan memudahkan petani mengembangkan budidaya pertanian dan usaha taninya di segala sektor," kata Wijayanto.
Dia menuturkan, melalui pemanfaatan teknologi digital sensor tanah dan cuaca petani bisa mendapatkan banyak manfaat. Di antaranya informasi lingkungan pertanian secara real time seperti suhu udara, curah hujan, arah angin, kelembapan tanah, suhu tanah, PH tanah, hingga electrical conductivity.
"Parameter-parameter tersebut dibutuhkan untuk mengetahui kebutuhan tanaman secara lebih presisi, sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan produktiflvitas hasil panen," ujar Wijayanto.
Dalam kegiatan tersebut, petani diberikan pendampingan dalam hal penggunaan teknologi digital. Mereka juga mendapatkan pendampingan dalam pengambilan baseline data pertanian setempat untuk bisa membantu memberikan rekomendasi tindakan yang diperlukan, seperti jumlah air yang diperlukan tanaman, jenis pupuk yang dibutuhkan, hingga rekomendasi waktu pemupukan (Good Agriculture Practice).
"Program ini dimulai sejak pemasangan alat Internet of Things (IoT) sensor tanah dan cuaca. Selanjutnya, petani mendapatkan pendampingan agar dapat dengan mudah memanfaatkan teknologi digital ini," kata Wijayanto.
Dia berharap Kemenkomifo melalui Direktorat Ekonomi Digital, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) sebagai fasilitator dalam penerapan sinergi integrasi pemanfaatan teknologi digital dan startup digital sektor pertanian dapat meningkatkan pertumbuhan dan kesejahteraan petani di Indonesia.
Editor : Hadi Widodo