3. Sultan Hamengkubuwono IX
Sultan Hamengku Buwono IX, yang lahir pada 12 April 1912, adalah Raja Kesultanan Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai raja pada 1940, setelah ayahnya mangkat. Ketika itu, Sultan Hamengku Buwono IX baru kembali ke Indonesia, tepatnya pada tahun 1939, usai menyelesaikan pendidikan di Belanda. Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Sultan Hamengkubuwono IX segera menyatakan bahwa Kesultanan Yogyakarta berada di dalam naungan NKRI.
Peran Sultan Hamengkubuwono IX dalam perjuangan Indonesia, terutama dalam mempertahankan kemerdekaan, tak perlu diragukan. Ia menyediakan Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia pada tahun 1946, ketika kondisi Jakarta tidak memungkinkan sebagai tempat menjalankan roda pemerintahan. Bahkan, sang Sultan menyumbangkan bantuan, baik moril maupun materil, demi terselenggaranya pemerintahan. Sultan Hamengkubuwono IX juga merupakan tokoh inisiator Serangan Umum 1 Maret 1949. Kapabilitasnya dalam diplomasi antara Pemerintah RI dan Kerajaan Belanda juga diakui di tengah upaya mendapatkan pengakuan kedaulatan dari Belanda.
2. Margonda
Margonda adalah tokoh yang namanya diabadikan menjadi nama jalan di kawasan Depok, Jawa Barat. Margonda lahir di Bandung, tahun 1918. Ia menjadi salah satu tokoh pemuda yang berjuang merebut kekuasan wilayah Depok dari para sekutu. Namun sangat disayangkan, Margonda harus gugur pada usia 27 tahun ketika menjalankan aksinya itu.
Margonda merupakan tokoh revolusi yang bertugas memimpin Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI). Pada 11 Oktober 1945, Margonda dan pasukan AMRI mengepung wilayah Depok. Alasan di balik itu karena Depok tidak mau bergabung dengan Republik Indonesia. Akhirnya terjadilah pertempuran antara AMRI dan pasukan Sekutu yang ingin merebut Depok kembali. Puncak pertempuran terjadi pada 16 November 1945 hingga menggugurkan banyak pejuang Indonesia, salah satunya Margonda.
Editor : Hadi Widodo