Pembacaan maulid simtudh-duror sudah menjadi rutinitas amaliyah yang dijalankan kaum nahdiyyin seperti malam Jumat. Sejarah Kelahiran Rasulullah yang tertulis indah dalam kitab tersebut mampu memberikan manfaat yang luar biasa bagi pembacanya.
Seperti yang dikutip dalam kajian Habib Muhammad bin Fauzi bin Yahya Cirebon menerangkan bahwa Habib Ali bin Muhammad bin Husin al-Habsyi telah menjamin barang siapa yang membaca Maulid Simtud-duror maka kekurangan-kekurangannya dalam ibadah, seperti ibadah para wali-wali Allah yang tidak mampu kita tiru, maka kelebihan-kelebihan yang dimiliki para wali tersebut akan diberikan kepada yang membaca Maulid Simtud-duror untuk menambal kekurangannya dan Habib Ali juga menganjurkan agar kita menghafalkan Maulid Simtud-duror meskipun hanya 1 pasal sebagai bekal menghadap Rasulullah.
Karena dalam satu riwayat diceritakan oleh Habib Ali bin Muhammad bin Husin al-Habsyi bahwa ada seorang sholeh di kota sewun berkata kepada Habib Ali :
“Wahai Habib Ali, ditengah pembacaan Maulid Simtud-duror, ada orang sholeh yang melihat Rasulullah datang dan kemudian membuka kitab Maulid Simtud-duror, Rasulullah membacanya dilihat lembar demi lembar hingga akhir Maulid Simtud-duror, karena cinta Rasulullah kepada Maulid Simtud-duror".
Barang siapa yg membaca maulid Simthud-dhuror setiap malam Jum'at atau malam Senin maka kelak saat sakaratul maut Nabi Muhammad sendiri yang akan hadir menuntun baca syahadat.
Al-Habib Umar bin Idrus Alaydrus berkata dihadapan al-Imam al-Quthub al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi (Simthud-duror)
"Wahai Habib semalam saya bermimpi mencurahkan perasaan hati akan keadaan putra putraku yang sulit dalam memahami ilmu" Maka Habib Ali al-Habsyi berkata:
"Sarankan kepada mereka untuk menulis Maulidku ( Simtud-duror) dan seakan akan engkau mengisyaratkan bahwa terbukanya kefahaman adalah ada dalam menulis Maulid ini. "
Maka al-Habib Ali al-Habsyi berkata lagi "Barang siapa berharap kefahaman ilmu maka hendaknya ia menghafalkan Maulid atau menulisnya, jika seseorang mengistiqomahkan dalam membaca Maulidku atau menghafalnya atau menjadikan wiridnya, maka akan ditampakkan padanya sirr Rasulullah. Aku yang menyusun Maulid ini, aku pula yang mendiktenya ketika Maulid ini dibaca dihadapanku, maka terbukalah pintu yang menghubungkan dengan datukku Rasulullah.
Editor : Hadi Widodo