TEGAL , iNewsPantura.id - Pengurus pusat Forum Perpustakaan Sekolah dan Madrasah Indonesia (FPSMI) menggelar Rakornas dan Seminar Nasional di Hotel Riez Palace Tegal, Jumat (15/11/2024).
Rakornas tersebut dihadiri Asisten Deputi Revolusi Mental Kemenko PMK, Kepala P3SMPT, BBPMP Jawa Tengah, Kemenag Kanwil Jawa Tengah, Kepala Arpusda Kota Tegal, dan pegiat literasi.
Tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut adalah Bangkit Bergerak Menuju Pengelolaan Perpustakaan Sekolah yang Unggul Menyongsong Generasi Emas 2045.
Ketua Umum FPSMI, Dr Yusqon menjelaskan, Rakornas ini bertujuan untuk merumuskan kinerja pengelola perpustakaan di sekolah dan madrasah.
Tujuannya agar pengelola perpustakaan dan kepala sekolah bisa bersinergi untuk menghidupkan perpustakaan.
Termasuk harapannya ada sinergitas dengan legislatif di Komisi X DPR RI.
"Sinergi ini akan membuat perpustakaan di sekolah-sekolah tambah besar, intinya itu. Sehingga harus ada sinergitas antara perpusnas, pengelola perpustakaan sekolah, dan sekolah," jelasnya.
Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Sekolah/ Madrasah dan Perguruan Tinggi (P3SMPT), Dr Taufiq Abdul Gani mengungkapkan, tidak dipungkiri banyak permasalahan yang dialami oleh perpustakaan di sekolah atau madrasah.
Perpustakaan ini sering diabaikan atau dianggap tidak penting. Ia berharap, Rakornas ini bisa mendorong pemangku kebijakan baik level nasional, provinsi hingga kabupaten/kota, bisa merumuskan kebijakan bagus untuk perpustakaan.
Sehingga ada perhatian dari para stakeholder kepada perpustakaan, baik oleh kepala sekolah maupun dinas.
"Jadi Rakornas ini membahas bagaimana lebih mengadvokasi dan membantu pengelola sekolah untuk melaksanakan program perpustakaan," ungkapnya.
Sementara itu, pegiat literasi Maman Suherman berharap, ada upaya sinergi, kolaborasi dan semangat untuk memperhatikan perpustakaan.
Terutama dari Kemenko PMK dan Kemendikdasmen RI untuk melihat permasalahan sebenarnya di luar sana yang dihadapi oleh perpustakaan.
Seperti perpustakaan seharusnya dikelola oleh pustakawan, bukan tenaga pendidik lain.
"Perpustakaan bukan penghias sekolah. Tapi harus betul-betul dikelola oleh pustakawan yang terlatih dan terdidik agar bisa hidup," imbuhnya.
Editor : Yunibar SP