Pekalongan, inewsPantura.id
Jum'at , 29/11/2024
Ratusan warga terdampak banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Bremi di Pekalongan kini bertahan di pengungsian dengan kondisi memprihatinkan. Banjir yang masih menggenangi kawasan ini mencapai ketinggian antara 50 cm hingga satu meter, membuat aktivitas warga lumpuh total.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan mencatat sebanyak 517 warga mengungsi di tiga lokasi utama, yaitu Aula eks Kelurahan Kramatsari (276 jiwa), Aula eks Kelurahan Kraton Kidul (114 jiwa) dan TPQ Baitul Hikmah (125 jiwa)
Pengungsi terpaksa tidur berdesakan dengan fasilitas yang sangat minim. Mereka hanya beralaskan tikar , kasur lipat bantuan kemensos sangat kurang.
" Kami butuh selimut dan alas tidur ,butuh susu bayi, popok, pakaian anak, pakaian dalam ibu-ibu, dan perlengkapan mandi. Kebutuhan obat-obatan seperti salep gatal, obat flu, batuk, dan obat perut kembung juga sangat mendesak, terutama untuk bayi dan lansia yang rentan sakit, "jelas Haryati warga di pengungsian.
Sundari, salah satu pengungsi, mengungkapkan kesulitannya selama berada di pengungsian. "Kami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama untuk anak-anak. Bantuan sangat kami harapkan," katanya.
Di sisi lain, banyak warga masih bertahan di rumah mereka meski banjir belum surut, karena khawatir meninggalkan barang berharga. Kondisi ini menyulitkan warga untuk bekerja, membeli makanan, atau sekadar keluar dari wilayah terdampak.
Kelurahan Pasir Kraton Kramat di Kecamatan Pekalongan Barat menjadi salah satu wilayah terparah. Warga khawatir banjir akan semakin memburuk jika tanggul yang jebol tidak segera diperbaiki secara permanen, terlebih intensitas hujan yang tinggi masih terus berlangsung.
Situasi ini menuntut perhatian segera dari pemerintah dan berbagai pihak untuk mengirimkan bantuan logistik, terutama kebutuhan mendasar, dan mempercepat perbaikan tanggul yang jebol agar bencana tidak semakin meluas.
Editor : Suryo Sukarno