Chelsea mengalami berbagai kesulitan sebagai imbas dari invasi Rusia ke Ukraina. Usai pemerintah Inggris membekukan aset bos The Blues Roman Abramovich, kini kartu kredit perusahaan diblokir sementara. Manajemenpun kesulitan membeli kebutuhan transportasi, termasuk bensin untuk bus tim.
Kedekatan bisnis Abramovich dengan pemerintah Rusia diketahui menjadi pemicu Pemilik Chelsea Roman itu diberi sanksi oleh pemerintah Inggris, ia dilarang melakukan transaksi dengan individu dan bisnis di Inggris.
Chelsea dilarang melakukan aktivitas transfer pemain dan menjual merchandise resmi klub. Selain itu, Chelsea juga hanya boleh menghabiskan maksimal 20 ribu Poundsterling atau senilai kurang Rp375 juta.
Terbaru dikutip dari The Athletic, Sabtu (12/3/2022), pemerintah Inggris melumpuhkan kartu kredit perusahaan Chelsea. Hal itu sampai membuat manajemen tidak mampu membeli kebutuhan akomodasi tim untuk laga tandang, termasuk urusan bahan bakar bus tim.
Bus tim umumnya digunakan untuk melakukan perjalanan dari hotel menuju stadion, baik pada laga kandang maupun tandang. Tentu ini sangat ironis bagi klub sekelas Chelsea.
Pelatih Chelsea, Thomas Tuchel mengungkapkan keresahannya perihal situasi yang terjadi. Pria asal Jerman itu sangat berharap agar pemerintah Inggris menemukan solusi atas permasalahan yang diderita klubnya.
“Ada negosiasi dan pembicaraan tentang lisensi, saya berharap kepada semua orang yang bertanggung jawab di pemerintahan agar menemukan solusi supaya kami tetap bisa melanjutkan musim ini,” kata Tuchel kepada The Daily Star.
Chelsea akan menjamu Newcastle United pada Minggu 13 Maret 2022. Sementara itu, biaya perjalanan ke Prancis untuk melakoni laga tandang konta Lille pada leg kedua 16 besar Liga Champions, Kamis 17 Maret 2022, tidak perlu dipusingkan karena manajemen klub sudah membayar biaya perjalanan tersebut sebelum sanksi Abramovich dijatuhkan.
Editor : Hadi Widodo