Setiap manusia muslim diperintahkan untuk menuntut ilmu dari ayunan hingga sampe di ujung usia, menuntut ilmu sebagai bekal hidup bahagia di dunia dan di akhirat memiliki syarat sebagai berikut:
اَلا لاَ تَناَلُ اْلعِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ ۞ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ
ذَكاَءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِباَرٍ وَبُلْغَةٍ ۞ وَإِرْشَادِ أُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ
ديوان الإمام الشافعي ص ١٢٣
Artinya: Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi enam syarat, Saya akan beritahukan keseluruhannya secara rinci yaitu: Kecerdasan, kemauan, sabar, biaya, bimbingan guru dan waktu yang lama.”
1. Kecerdasan
Ulama membagi kecerdasan menjadi dua yaitu :
a. yang pertama, muhibatun minallah (kecerdasan yang diberikan oleh Allah) , seperti contoh, Seseorang yang memiliki hafalan yang kuat.
b. yang kedua adalah kecerdasan yang didapat dengan usaha (muktasab) misalnya dengan cara mencatat, mengulang materi yang diajarkan, berdiskusi dll.
Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapatkan kesuksesan, begitu pula dalam menuntut ilmu, kesungguhan adalah salah satu modal untuk menguasai ilmu yang sedang kita pelajari :
Pepatah mengatakan:
من جَدَّ وَجَدَ
Barang siapa bersungguh-sungguh dia pasti dapat
3. Kesabaran
Selanjutnya yang Ketiga Sabar, dalam menuntut ilmu dibutuhkan kesabaran, sabar dalam belajar, sabar dalam ujian , sabar dalam segala hal yang kita alami dalam proses menuntut ilmu, sabar dalam menjalani hukuman sekalipun (jika ada), Hidup ini adalah ujian, dan Allah tentu akan uji kesungguhan kita dalam menuntut ilmu, jikalau kita lolos dalam menjalaninya maka kita akan dinaikan tingkat kita dari yang sebelumnya.
Pepatah mengatakan, “Orang yang cerdas adalah orang yang tidak akan pernah berhenti belajar"
Dalam menuntut ilmu tentu butuh biaya (bekal), tidak mungkin menuntut ilmu tanpa biaya (bekal).
Contoh para imam:
I. Imam Malik menjual salah satu kayu penopang atap rumahnya untuk menuntut ilmu.
II. Imam Ahmad melakukan perjalanan jauh ke berbagai negara untuk mencari ilmu. Beliau janji kepada Imam Syafi’i untuk bertemu di Mesir akan tetapi beliau tidak bisa ke Mesir karena tidak ada bekal.
Seseorang untuk mendapat ilmu harus berkorban waktu, harta bahkan terkadang nyawa.
5. Bimbingan Guru
Salah satu hal yang paling penting dalam menuntut ilmu adalah bimbingan dari seorang guru. terlebih belajar ilmu agama Islam, haruslah sesuai dengan bimbingan guru.
Belajar agama Islam janganlah secara otodidak semata, karena akan menjadi bahaya jika salah memahami suatu teks ayat atau hadits. dikarenakan begitu pentingnya bimbingan guru, maka kita haruslah menghormati dan memuliakan guru. Hal ini semata-mata untuk mendapatkan ridha guru yang pada akhirnya akan mengantarkan kita kepada Allah.
6. Waktu Yang Lama
Dalam menuntut ilmu butuh waktu yang lama. Tidak mungkin ilmu didapatkan hanya dalam hitungan bulan saja.
Imam Al-Baihaqi berkata:
”Ilmu tidak akan mungkin didapatkan kecuali dengan kita meluangkan waktu”
Imam Al-Qadhi ditanya:
“Sampai kapan seseorang harus menuntut ilmu?”
Beliau menjawab: ”Sampai ia meninggal dan ikut tertuang tempat tintanya ke liang kubur.”
Semoga kita mampu memahami dan mengaplikasikan syarat-syarat menuntut ilmu dari Imam asy-syafii'i radhiyallaahu ‘Anhu tersebut Aamiin
Wallahu A'lam
بارك الله لنا ولكم
Editor : Hadi Widodo