Dugaan Pelecehan di Puskesmas Petarukan Berakhir Damai

PEMALANG, iNewPantura.id – Kasus dugaan pelecehan yang melibatkan seorang pasien dan asisten dokter di Puskesmas Petarukan, Kabupaten Pemalang, akhirnya diselesaikan secara damai. Setelah melalui mediasi, kedua belah pihak sepakat untuk saling memaafkan dengan disaksikan oleh pihak kepolisian.
Mediasi berlangsung di kediaman Indah Lestari, Jum'at (15/2) pasien yang sebelumnya mengaku menjadi korban pelecehan. Dalam pertemuan tersebut, Indah bertemu langsung dengan Rochidin, asisten dokter yang dituding melakukan pelecehan saat melakukan pemeriksaan tekanan darah.
"Saya menyatakan permasalahan ini sudah selesai. Terlepas dari apakah kejadian kemarin disengaja atau tidak, saya sudah memaafkan Rochidin," ujar Indah dalam pernyataannya. Ia juga berharap agar Puskesmas Petarukan dapat melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Plt Kepala Puskesmas Petarukan, Gunadi, menjelaskan bahwa pemeriksaan tensi darah dengan alat manual memang bisa saja bersentuhan dengan anggota tubuh pasien. Ia menyampaikan permohonan maaf atas kesalahpahaman yang terjadi hingga menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
Sebagai bentuk komitmen dalam meningkatkan pelayanan, pihak puskesmas telah memutuskan untuk memindahtugaskan Rochidin ke bagian yang tidak berhubungan langsung dengan pasien. "Kami berharap keputusan ini bisa menghindari kesalahpahaman serupa di masa mendatang," kata Gunadi.
Kapolsek Petarukan, Iptu Amroni, menegaskan bahwa persoalan ini telah diselesaikan secara kekeluargaan. "Tidak ada laporan ke ranah hukum. Kedua belah pihak sudah sepakat berdamai," jelasnya.
Sebelumnya, dugaan pelecehan ini menjadi viral setelah Indah Lestari mengunggah video di akun Facebook-nya, @Indah Ell. Dalam video tersebut, ia menjelaskan bahwa insiden itu terjadi saat ia memeriksakan keluhan asam lambung di Puskesmas Petarukan.
Kasus ini menuai beragam reaksi dari warganet. Banyak yang mendukung langkah korban untuk bersuara, sementara yang lain mempertanyakan apakah benar terjadi pelecehan atau hanya kesalahpahaman dalam prosedur medis.
Editor : Suryo Sukarno