Startegi Pengelolaan Destinasi Wisata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Lokal

SEMARANG, iNewsPantura.id - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang menggelar Forum Group Discussion (FGD) bertajuk Membangun Model Pemberdayaan Masyarakat Efektif dalam Pengelolaan Destinasi Wisata di Balai Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Utara.
Dalam diskusi tersebut, masyarakat diberikan kesempatan untuk berbagi gagasan dan berdiskusi mengenai berbagai strategi dalam pengelolaan destinasi wisata berbasis pemberdayaan masyarakat lokal. Beberapa ide kreatif pun muncul dalam diskusi ini, salah satunya adalah usulan keterlibatan warga Kelurahan Tanjung Mas untuk mengisi area UMKM yang berada di Kota Lama.
Tak hanya itu, peserta juga mengusulkan pemanfaatan area bawah flyover Tanjung Mas sebagai pusat pasar cinderamata dan oleh-oleh khas Semarang. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisata, sekaligus membuka peluang usaha bagi warga setempat.
Salah satu ide menarik lainnya adalah pengembangan kampung wisata berbasis agro, yang melibatkan kelompok wanita tani di Kelurahan Tanjung Mas.
Kampung wisata ini diharapkan dapat menjadi daya tarik baru bagi wisatawan, terutama mereka yang ingin menikmati wisata berbasis alam dan edukasi pertanian.
"FGD ini merupakan langkah awal dalam menciptakan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha di sektor pariwisata. Saya berharap hasil diskusi ini dapat ditindaklanjuti dengan program-program yang nyata, yang akan memberikan dampak positif langsung bagi kesejahteraan masyarakat, terutama dalam menciptakan peluang usaha dan meningkatkan sektor pariwisata Kota Semarang." Ujar Ika.
Dengan adanya forum seperti ini, diharapkan kawasan wisata Kota Lama Semarang dapat semakin berkembang, tidak hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai kawasan yang memberdayakan masyarakat lokal melalui partisipasi aktif mereka dalam berbagai sektor, termasuk UMKM dan agrowisata.
Editor : Eddie Prayitno