JAKARTA - Perlu diketahui saat ini Pertumbuhan ekonomi syariah di atas pertumbuhan ekonomi konvensional dalam negeri, sehingga Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai ekonomi syariah terus membuktikan perannya di Indonesia.
Pertumbuhan terjadi baik di sisi aset, pembiayaan, hingga dana pihak ketiga (DPK). Erick Thohir mencatat pertumbuhan ini menjadi bukti nyata kinerja elemen yang berada dalam ekosistem ekonomi syariah di Indonesia.
"Peran ekonomi syariah yang terus tumbuh, bahkan di atas pertumbuhan ekonomi konvensional baik dari aspek pertumbuhan aset, pembiayaan hingga pertumbuhan dana pihak ketiga yang tentu ini semakin membuktikan peranan penting perekonomian syariah bagi Indonesia,
"ungkap Erick dalam gelaran Talkshow 25 Tahun Perjalanan Pasar Modal Syariah Indonesia, Selasa (12/4/2022). Pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia didukung oleh jumlah penduduk muslim yang mencapai 229 juta jiwa atau sekitar 87,2% dari total populasi. Selain itu, terdapat preferensi masyarakat yang kuat terhadap perbankan syariah sehingga pertumbuhannya sangat pesat dengan potensi pasar yang sangat besar pula.
Data CAGR mencatat lima tahun terakhir kinerja penghimpunan dana pihak ketiga di industri perbankan syariah Indonesia mencapai 13,8%. Dukungan lain datang dari potensi lebih dari 200 juta nasabah yang memanfaatkan jasa keuangan ritel, contohnya untuk keperluan perjalanan umroh, haji, hingga perawatan kesehatan, serta layanan transaksi sosial zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF).
Lalu, potensi industri halal di Indonesia yang nilainya kurang lebih Rp4.375 triliun. Dari total nilai tersebut, Industri makanan dan minuman halal menyedot porsi terbanyak yaitu senilai Rp2.088 triliun disusul aset keuangan syariah senilai Rp1.438 triliun.
"Bukti dari perjalanan dan pengalaman sejarah pasar modal syariah indonesia ini tentunya harus kita teruskan hingga ke generasi berikutnya," tutur Erick.
Editor : Hadi Widodo