Inspiratif, Kisah Tukang Becak asal Majalengka Akhirnya Naik Haji setelah 30 Tahun Menabung

Hadi Widodo
Inspiratif, Kisah Tukang Becak asal Majalengka Akhirnya Naik Haji setelah 30 Tahun Menabung (Foto: iNews)

MADINAH, iNews.id -  Doa dan hasil kerja keras selama 30 tahun akhirnya terkabul untuk menunaikan ibadah haji di Makkah, kebahagian tak terbendung menyelimuti hati Eme, seorang yang bekerja sebagai tukang becak asal Majalengka ini berkesempatan ibadah haji di tahun 2022..

Eme Karna Ardali merupakan warga Blok Jatiraga, Desa/Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat adalah contoh betapa tingginya keinginan untuk berhaji, ekonomi yang terbatas ternyata tidak menjadi penghalang.

Saat ditemui Media Center Haji (MCH) 2022, Eme (65 tahun) bercerita mengenai perjuangan selama 30 tahun, mulai dari menabung hingga berdoa agar bisa naik haji. Keinginan Eme akhirnya terkabul dan bisa berangkat haji pada tahun ini. Eme dan istri menjadi tamu Allah SWT. Sementara, Icih sang istri tidak kuasa menahan air matanya yang menetes di kedua pipinya.

"Saya lega dan enak, enak sekali saya bahagia sekali bisa hajian di sini," kata Eme mengawali ceritanya di Madinah, Rabu (15/6/2022).

Penghasilan Eme yang berprofesi sebagai pengayuh becak ini tidaklah besar, namun dengan kegigihan serta doanya akhirnya mampu mengumpulkan uang sedikit demi sedikit.

Penghasilan Eme rata-rata sehari Rp50.000, kemudian Eme menyisihkan Rp30.000 untuk ditabung dan sisanya Rp20.000 untuk kebutuhan makan.

"Tetapi karena niat ingin berhaji, uang ditabung. Sangat ingin berhaji karena itu adalah cita-cita semua umat Islam," ujar Eme.

Jerih payah hingga doanya selama 30 tahun akhirnya terbayar ketika Eme dan istri tiba di Madinah. Eme akan melakukan rangkaian ibadah selama di Madinah dan nantinya akan menuju ke Makkah untuk melaksanakan ibadah puncak haji.

"Menabung sudah 30 tahun  tapi baru daftar 2012 dan baru dipanggil 10 tahun kemudian, melunasi biaya haji 2020," katanya.

Rasa syukur terus dipanjatkan kedua pasangan ini. Eme dan Icih merupakan jamaah haji dari embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS 11).

Selama menjadi pengayuh becak, Eme harus menempuh jarak 5 km dari rumahnya di Heuket ke depan kantor Pos Kadipaten. Begitu juga dari rumah ke lokasi manasik haji, keduanya naik becak sejauh 5 km.

Meski usia tidak muda lagi, Eme dan Icih akan fokus ibadah dan pasrah kepada Allah SWT. Tiba di Tanah Suci merupakan panggilan Allah SWT.

"Sekarang fokus ke haji karena semuanya karena niat," ujarnya.

Bahkan sebelum keberangkatan ke Tanah Suci, Eme dan Icih mendapatkan bantuan dari Bupati Majalengka berupa uang, perlengkapan hingga baju untuk naik haji. Dukungan mengalir juga datang dari rekan-rekannya di embarkasi yang sama.

"Bahkan terkadang banyak yang ngasih makanan. Alhamdulilah dapat dukungan," katanya.

Sementara saat ditanya setelah pulang haji, Eme mengaku tetap akan kembali menekuni pekerjaannya sebagai pengayuh becak.

"Rencananya akan dikasih becak baru oleh bupati," ujarnya.

Eme dan Icih dititipkan pesan oleh anaknya agar menjaga kesehatan selama di Tanah Suci.

"Saya berdoa minta anak soleh, kasihan orang tua. itulah yang terus saya minta. saya minta bapak sehat, saya sehat," harap Icih.

 

Editor : Hadi Widodo

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network