Mahinda mengundurkan diri pada Mei, sehingga ikut pula mengakhiri tugas putranya Yoshith sebagai kepala staf. Putranya yang lain, Namal, kakak laki-laki Chamal dan adik laki-laki Basil dan Shasheendra, sudah lebih dulu mengundurkan diri sebagai menteri pada April.
Mantan menteri keuangan Basil, yang juga memegang kewarganegaraan Amerika Serikat (AS), sempat dicegat di bandara ketika akan melarikan diri dari negara itu pada Selasa oleh pejabat imigrasi karena khawatir dengan tanggapan warga jika dia diizinkan pergi.
Negara berpenduduk 22 juta ini hampir tidak memiliki sisa dolar untuk mengimpor bahan bakar, gagal membayar miliaran dolar pinjaman luar negeri, inflasi mencapai 54,6 persen bulan lalu dengan prediksi yang lebih mengerikan, sementara sekolah dan kantor terpaksa tutup untuk menghemat bensin dan solar.
Ini adalah krisis politik dan ekonomi yang paling buruk yang melanda negara itu sejak kemerdekaan pada 1948, termasuk selama perang saudara yang brutal di mana Gotabaya Rajapaksa, waktu itu sebagai menteri pertahanan, mengomandoi penumpasan pemberontak Macan Tamil pada 2009.
Sebagian besar kesalahan atas krisis tersebut ditimpakan pada pandemi Covid -19 yang menekan industri pariwisata dan mengeringkan arus pengiriman uang dari warga Sri Lanka yang bekerja di luar negeri.
Kebijakan pemotongan pajak yang diterapkan Rajapaksa justru meninggalkan lubang dalam bagi pendapatan negara. Kebijakan itu akhirnya dicabut.
Pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional untuk paket penyelamatan diperkirakan baru akan membuahkan hasil akhir tahun ini atau paling cepat tahun berikutnya, sehingga mendorong Sri Lanka untuk mencari lebih banyak bantuan dari tetangga India dan China.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait