Parlemen Sri Lanka akan memilih presiden baru pada 20 Juli.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe juga telah menawarkan untuk mengundurkan diri, dan jika itu terjadi, ketua parlemen akan menjadi penjabat presiden selama beberapa hari sesuai dengan konstitusi sebelum pemilihan selesai.
“Sri Lanka berada di wilayah yang belum bisa dibayangkan, kami belum pernah melihat tingkat volatilitas ini,” kata Bhavani Fonseka, peneliti senior di lembaga think tank Center for Policy Alternatives yang berbasis di Kolombo.
"Kecuali presiden dan perdana menteri mengundurkan diri, kami melihat ketidakstabilan yang berkepanjangan. Apa yang telah kami lihat sejauh ini tidak akan berarti apa-apa dibandingkan dengan apa yang bisa terjadi nanti," kata Fonseka.
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait