Penyebab, Gejala hingga Pengobatan Empty Sella Syndrome, Penyakit Langka yang Diidap Ruben Onsu

Hadi Widodo
Penyebab, Gejala hingga Pengobatan Empty Sella Syndrome, Penyakit Langka yang Diidap Ruben Onsu (Foto: Instagram)

Empty Sella Syndrome merupakan kelainan langka yang dialami artis dan presenter Ruben Onsu, penyakit ini diketahui berhubungan dengan bagian tengkorak (sella tursika) yang kurang sempurna yang mengakibatkan cairan tulang belakang bisa bocor ke dalam.

Penumpukan cairan tulang belakang menekan kelenjar pituitari sehingga membuat sella tursika seakan kosong. Kondisi itulah yang disebut Empty Sella Syndrome. Mengidap Empty Sella Syndrome, Ruben menyebut dirinya sudah tidak kuat lagi terpapar suhu dingin yang lama.

Sebagai bentuk pencegahan sejak dini, ada baiknya kita mengetahui seluk beluk seputar Empty Sella Syndrome. Mulai dari gejala, pengobatan, hingga pengobatannya dikutip dari Okezone (23/7/2022), mari simak paparannya berikut ini.

1. Gejala 

Kebanyakan pasien Empty Sella Syndrome kerap mengalami sakit kepala kronis. Kalaupun ada gejalanya, umumnya mengalami sakit kepala, tekanan darah tinggi, gampang lelah, impotensi (pria), gairah seks rendah,tidak ada periode atau menstruasi tidak teratur, dan infertilitas.

Dalam kasus yang jarang terjadi, sindrom ini dikaitkan dengan peningkatan tekanan di tengkorak yang dapat menyebabkan cairan tulang belakang bocor ke hidung, pembengkakan saraf optik di dalam mata, hingga masalah penglihatan.

Ini juga yang dialami Ruben Onsu. Ia mengaku lama-lama matanya terasa buram alias pandangananya mengabur. Maka dari itu, ia sering pakai obat tetes mata belakangan ini.

2. Penyebab

Sampai saat ini, belum ada alasan penyebab Empty Sella Syndrome. Tapi, ada kemungkinan itu terkait dengan cacat lahir di diafragma sellae, membran yang menutupi sella tursika.

Menurut laporan National Organization for Rare Disorders, sindrom langka ini lebih banyak dialami oleh perempuan, empat kali lipat dibanding pria. Perempuan yang mengalami masalah ini biasanya sudah lansia, obesitas, dan memiliki tekanan darah tinggi.

Sayangnya, kebanyakan kasus ini tidak terdiagnosis karena kurangnya gejala. Sehingga sulit untuk memutuskan, apakah jenis kelamin, usia, dan komorbid adalah faktor risiko yang sebenarnya.

3.Pengobatan 

Pengobatan yang dilakukan oleh dokter biasanya disesuaikan dengan gejala yang dialami pasien. Contohnya, operasi untuk mencegah cerebrospinal fluid leak (CSF) atau bocornya cairan serebrospinal dari hidung.

Bisa juga dengan obat-obatan, seperti ibuprofen (Advil, Motrin), untuk menghilangkan sakit kepala.

Editor : Hadi Widodo

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network