Memasuki hari ke-6 bulan Muharram, Majelis Taklim Al Maliki menyelenggarakan Mujahadah Muharram yang dipimpin langsung oleh pengasuh Majelis Taklim Al Maliki, Pekalongan, K.H. Muhammad Saifudin Amirin, bertempat di Majelis Joglo Kiai Ageng Pekalongan, Kuripan-Kertoharjo, Pekalongan Selatan. Berikut catatan ringkas tema pengajian pada malam Mujahadah Muharram tersebut,
Siapa sih yang nggak mau jadi orang sukses? Semua orang pasti ingin sukses, baik di dunia maupun di akhirat. Tapi, gimana sih supaya sukses?
Ini nih yang kudu dimengerti. Ternyata untuk bisa meraih kesuksesan itu mudah kok. Cuma ada dua kata kunci. Apa itu?
Pertama, menjaga hati. Wah pasti pada bertanya kok bisa sih menjaga hati bikin sukses dunia akhirat? Terus, pasti pada kepo juga gimana caranya. Ya kan?!
Rasulullah Saw. pernah bersabda,
" إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ "
“Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik dan harta kalian tetapi Ia melihat hati dan amal kalian”
Dari hadis itu, kita bisa mengambil pelajaran bahwa Allah Swt. tak mengukur dan menakar hamba-hamba-Nya dari apa saja yang tampak. Kekayaan, popularitas, status sosial, jabatan, jenis kelamin, maupun warna kulit. Akan tetapi, yang diperhatikan Allah Swt. adalah segala hal yang tersimpan di dalam hati hamba-hamba-Nya yang kemudian mendorong mereka melakukan sesuatu. Dengan kata lain, betapa urusan hati itu sangat penting. Karena, Allah sangat memperhatikannya.
Kita bisa saja melakukan perbuatan-perbuatan baik dengan atau tanpa dilihat orang lain. Akan tetapi, kita kudu memperhatikan benar-benar niat kita. Apakah ada rasa ingin terlihat baik di hadapan banyak orang atau tidak? Apakah kita melakukannya semata-mata karena Allah? Makanya, kita perlu menanyakan kembali setiap niat amal itu pada hati kita.
Jadi, itulah mengapa menjaga hati menjadi sangat penting. Supaya, apa-apa yang kita perbuat benar-benar tidak menorehkan noda pada hati kita sendiri dengan rasa sombong, riya', dan sebagainya. Maka, alangkah baiknya jika kita lebih sibuk mengawasi dan menjaga hati kita sendiri ketimbang menakar dan mengawasi hati orang lain. Bisa-bisa malah kita yang sakit hati. Nah, ini nih! Hati-hati kalau sudah merasa sakit hati.
Kedua, pandai-pandailah memanfaatkan waktu. Ingat kan pepatah bilang, 'waktu ibarat pedang'? Bisa jadi pepatah itu ingin mengatakan bahwa kita tidak bisa bermain-main dengan waktu. Karena kita tak punya pengetahuan tentang apa yang akan terjadi. Yang bisa kita lakukan hanya memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk kebaikan-kebaikan.
Segala aktivitas yang kita lakukan sudah semestinya berorientasi pada manfaat kebaikan bersama. Sebab, siapa tahu dalam waktu yang tak lama hidup kita segera berakhir di dunia ini. Putus pula kesempatan untuk melakukan banyak kebaikan.
Dalam urusan memanfaatkan waktu, Rasulullah Saw. mengajarkan tentang konsep pemanfaatan waktu yang tepat. Seperti kita tahu, perputaran waktu dalam sehari menghasilkan penghitungan 24 jam. Maka, dibagilah hitungan waktu itu untuk berbagai keperluan. Dalam hal ini, ada dua prioritas, yaitu urusan hubungan antar makhluk sosial maupun hubungan kepada Allah Swt. Dengan cara itu, harapannya agar kesempatan untuk berbuat maksiat semakin menyempit dan memberikan ruang yang leluasa untuk berbuat 'ruang' kebaikan.
Nah, itulah dua hal penting yang menjadi kunci menuju sukses dunia akhirat. Mudah kan? Sebenarnya mudah. Tapi, biasanya yang mudah-mudah itu kadang jadi sulit dilakukan karena kita suka gampang tergoda dan terlena. Jadi, penting juga buat kita untuk saling mengingatkan dan saling belajar bersama. Agar, kita tak mudah dikecohkan oleh segala macam godaan. Kekompakan kita dalam menjalin hubungan antar sesama juga sangat dibutuhkan untuk menuju pada kebaikan-kebaikan yang semoga mendatangkan berkah.
Editor : Ribut Achwandi
Artikel Terkait