"Tapi saya melihat anak-anak sudah maksimal terutama yang bertanding di babak perempatfinal. Hampir semua mereka kalah dengan tidak mudah. Mereka berjuang mati-matian dengan lawan yang memang satu level dengan mereka," tambahnya.
Rionny membeberkan evaluasi yang harus dilakukan olehnya dan PBSI. Dia menyoroti bahwa adaptasi para pemain dengan kondisi lapangan dan shuttlecock menjadi yang terpenting.
"Evaluasi terpenting saya adalah bagaimana penyesuaian kita dengan kondisi lapangan dan shuttlecock. Ini terjadi di sini dengan kondisi lapangan yang stabil dan laju shuttlecock yang lambat membuat anak-anak memang agak kesulitan," jelasnya.
"Berbeda dengan saat bertanding di Malaysia dan Singapura lalu, dimana anak-anak mampu bermain dengan pola dan teknik terbaik karena shuttlecock-nya kencang," sambungnya.
Ya, hasil minor harus didapat tim bulu tangkis Indonesia pada turnamen level Super 750 tersebut. Sebanyak Lima wakil yang berlaga di babak perempatfinal harus mengakui keunggulan lawan-lawannya.
Mereka adalah Chico Aura Dwi Wardoyo (tunggal putra), Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri), Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ganda putra). Kemudian dua pasangan di nomor ganda putri yaitu Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiw
Editor : Hadi Widodo
Artikel Terkait